Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kehormatan

1 Mei 2021   01:00 Diperbarui: 1 Mei 2021   01:03 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Iya, Bung. Saya juga setengah tak percaya. Tapi kabar ini sudah menggema di kalangan warga. Sudah bukan rahasaia umum lagi," jawab seorang warga.

" Makanya Bung kalau mendukung pemimpin jangan cuma dilihat dari luarnya saja. Toh setiap manusia bisa berubah dalam hitungan detik," ungkap seorang warga Desa yang dulunya tak mendukung Pak Kades. 

Cuaca panas siang itu menambah keresahan dijiwa para warga. Hanya azan zuhur yang membuat mareka bersegera untuk ke masjid terdekat. Dan melupkan cerita itu untuk sesaat.

Malam itu angin sepoi dirasakan para warga. Kententraman Desa mulai terusik dengan adanya berita tak sedap itu. Para warga Desa pun tak tinggal diam. mareka beramai-ramai mendatangi kediaman Pak Kades. Mareka adalah para warga yang dulunya mendukung pak Kades.
" Pak Kades, kami datang kesini minta klarifikasi soal tudingan terhadap pak Kades yang dapat bagian di perusahaan tambang pasir itu," ungkap seorang warga.
" Iya, Pak Kades. Kami sebagai pendukung Bapak malu mendengar tudingan kepada Bapak. Kami mohon Bapak mengkalrifikasinya. Kalau perlu menuntut orang yang telah mencatut nama Bapak," sambung seorang warga dengan narasi garang.
Pak Kades tersenyum.
" Kalian masih percaya kan dengan kejujuran saya sebagai Kades? Kalau kalian masih percaya, maka anggap saja berita itu hanya kabar bohong. Hanya buat kita terpecah belah saja," jawab Pak Kades dengan tersenyum khasnya.
" Lantas apa jaminan yang Pak Kades berikan kepada kami para warga kalau itu terbukti?," tanya seorang warga.
' Saya mundur. Saya siap mundur kalau saya terbukti menerima bagian dari perusahaan itu. Suratnya saja sudah saya bakar. tanya staff saya di kantor," jawab Pak Kades. Sejuta tanya hadir dalam pelupuk nurani para warga. Malam semakin renta. rembulan pun cahanya meredup.

Sementara di sebuah rumah di ujung Desa, ketua BPD sedang asyik berbincang demgan keluarganya.
" Kalau memang Bapak terbukti menjual nama Pak Kades kepada perusahaan itu, lebih baik Bapak mundur saja biar martabat dan kehormatan keluarga ini terjaga. Martabat diri lebih mahal harganya dari sebuah jabatan, Pak," nasehat istrinya.
" Iya Pak. Mundur lebih terhormat Pak," sambung anaknya. Ketua BPD mendesah. Desahannya terasa berat. Sangat berat. Seolah-olah ada beban berat yang sedang disandangnya.

Warga Desa baru saja terbangun dari mimpi panjangnya usai melawan rasa lelah yang hebat. Usai berjibaku melawan rasa lelah setelah bekerja seharian. Dari suara pengeras suara masjid mareka mendengar suara yang bernada pengumuman. Para warga sangat hafal dengan suara itu. Ya, suara ketua BPD Desa.
" Para warga Desa Ancoklilot yang terhormat. Mulai hari ini, sejak surat ini saya bacakan, saya Ketua BPD Desa menyatakan mundur dari jabatan ketua BPD karena saya tak mampu menjaga kehormatan lembaga BPD. Demikian permohonan mundur ini saya sampaikan. Dan mohon maaf kalau selama ini saya banyak berlaku salah kepada para warga Desa. Wassalam. Ketua BPD Desa Ancoklilot.

Mundurnya ketua BPD dari kursi ketua menjadi perbincangan para warga. Tak terkecuali para petinggi BPD Desa. Tak ada yang mareka bincangkan hari itu selain berita pengunduran diri itu. Seolah-olah narasi mundurnya Ketua BPD melepaskan mareka dari beban yang berat.
" Saya sangat mengapresiasi langkah heroik Pak Ketua BPD mundur karena beliau menganggap beliau telah menodai lembaga BPD," ujar anggota BPD.
" Saya pun berpikir demikian. Beliau telah memberi teladan kepada kita bahwa sebagai pimpinan lembaga kita harus bisa menjaga kehormatan dan martabat lembaga," sambung yang lain.
" Mestinya Pak Ketua jangan tergesa-gesa mundur. Toh narasi beliau menjual nama Pak Kades kepada perusahaan itu belum tentu benar. Baru sekedar desas desus yang liar diangkasa ," sambung anggota BPD yang lain.
" Kita lihat saja perkembangannya. Kan Pak Kades sudah menyerahkan semuanya kepada aparat hukum. Jadi kita lihat saja episode berikutnya," sambung anggota BPD yang lain.

Matahari bersinar dengan gagahnya. Kebahagian mengiringi perjalanannya sebagai pemberi sinar bagi penghuni bumi. Dan kebahagian mengaliri dalam nurani ketua BPD Desa Ancoklilot. Ada keistimewaan dalam hatinya usai menyampaikan pengumuman pengunduran dirinya. Ada rasa bahagia yang tak terperikan. Tak ada rasa sesal sama sekali yang tergurat dalam wajahnya. Yang ada hanyalah sebuah kebahagian yang tak dapat terlukiskan dengan kata-kata.

Langkah kakinya kian lurus menuju rumahnya untuk mengabarkan kepada anak dan istrinya bahawa dirinya telah menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya. Ya, martabat diri lebih penting dari sebuah amanah. Dan kehormatan diri tak ternilai harganya. Itu yang akan ditinggalkan ketika wafat nantinya. Kehormatan diri. 

Toboali, Ramadan hari ke-20/1 Mei 2021

Salam sehat dari Kota Toboali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun