" Bagaimana aku bisa lepas dari jeratan belengu yang bernama populeritas itu?," tanyanya.
" Belengu dari kejaran para wartawan dan para penggemarmu?," tanyaku.
" Iya. Bagaimana caranya aku lepas dari kejaran mereka yang tak tahu asal usul lahirnya novel itu. Aku tidak butuh populeritas, Bro. Aku rindu ketenangan," lanjutnya.
" Kamu harus menjelaskan kepada mereka bahwa novel yang ku tulis itu certa tentang kepedihan dirimu. Dan katakan di media sosialmu bahwa engkau adalah orang biasa. Sama seperti mereka. Gampangkan," saranku.
" Saran yang keren, Bro. Engaku memang sahabat sejati. Â Dari dulu adalah pemberi solusi bagi kawan-kawan kita," ujarnya. Jawabannya ku respon dengan tawa yang terbahak-bahak. Kedua bahuku pun terguncang-guncang. Dan lelaki itu ketawa terbahak-bahak. Sebuah tawa yang amat ku dambakan dari sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Seorang lelaki yang kini telah menjadi penulis novel terkenal. Lelaki yang kini telah menjadi seorang pesohor yang dirindui para penggemarnya dan pembaca novelnya.
Toboali, rabu malam, 31 Maret 2021
Salam sehat dari Kota Toboali, Bangka SelatanÂ