Perempuan tua itu pergi. Pak Tua memandangnya dengan mata yang berkabut. Ada rasa sesal dalam hatinya mengapa dia harus bertanya dengan nada kalimat seperti itu.
Pada sore yang lain, perempuan tua itu duduk di bawah pohon besar itu. Sebuah tempat yang biasanya digunakan Pak Tua menghabiskan waktu menunggu azan magrib tiba, usai membersihkan dedaunan yang berceceran dibawah pohon besar itu. Pak tua menatap perempuan tua itu dengan rasa yang lain. Ada kerinduan terselip di hatinya. Pak Tua tiba-tiba mengingat rindu yang selama ini menghilang dari jiwa raganya.
Usai menyapu, Pak Tua kembali mendekati ke arah perempuan tua itu duduk.
" Apakah engkau menunggu seseorang," tanya Pak Tua secara tiba-tiba sembari duduk disamping perempuan tua itu tanpa malu.
" Aku ingin menebus kesalahanku," jawab Perempuan Tua itu.
Pak Tua terdiam. Sejenak hening. Dia hanya menatap dedaunan yang kembali jatuh dari pohon besar itu.
" Beruntung sekali orang itu," ujar Pak Tua setengah bergumam. Â Perempuan tua itu menoleh dan menatap Pak Tua dengan tatapan mata yang tajam. Perempuan Tua itu mengangguk. Â lalu beranjak. Dan pamit meninggalkan Pak Tua yang termangu-mangu menatap kepergian Perempuan Tua itu. Di kejauhan terdengar lagu dari radio yang disenandungkan kelompok musik cadas yang top pada eranya, The Rollies
Adakah kerinduan di hatimu
seperti yang kini kurasa
Terasa pedih di dalam hati
menanti dan menanti
Adakah keinginan di hatimu
seperti kuingin terjadi
Bertemu lagi, bersatu lagi
dalam bahtera cinta
Toboali, jumat barokah, 19 Maret 2021
Salam dari toboali, Bangka Selatan