Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Rindu yang Sirna

19 Maret 2021   08:40 Diperbarui: 19 Maret 2021   20:01 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen : Rindu yang Sirna

Lelaki tua itu duduk dibawah pohon besar yang tumbuh dekat aliran sungai Kota. Ada nikmat yang sangat membahagiakannya saat berada di bawah pohon besar itu. Itu terlihat dari raut wajahnya. Ketabahan pun terpancar dari wajah tuanya. Dan secara tiba-tiba dia menyeka airmata dengan lengan baju kaos Parpol yang dipakai. 

Dan bagi warga Kampung yang tinggal disekitar aliran sungai Kota itu, lelaki tua yang selalu duduk dibawah pohon besar itu dipanggil Pak Tua. Tak ada yang tahu nama aslinya. Semua warga kampung dari mulai anak-anak hingga orang tua memanggilnya dengan panggilan Pak Tua.

Pak Tua tinggal sendirian di gubug tak jauh dari pohon besar dekat aliran sungai Kota itu. Menurut cerita dari para warga kampung, Pak Tua menetap di gubug itu semenjak ditinggal istrinya.

Setiap pagi dan sore hari, Pak Tua menyapu dedaunan yang jatuh dari pohon besar itu. Berbekal sapu dan keranjang sampah yang terbuat dari anyaman bambu, dedaunan yang jatuh di bersihkannya dan dimasukannya ke dalam tong sampah. 

Dalam seminggu terakhir ini, ada seorang wanita tua yang selalu duduk dibawah pohon besar itu. Ketika langit bercorak kemerahan, perempuan tua itu sudah berada di situ. Perempuan tua itu tak peduli dengan hujan rintik yang datang. Seolah-olah dengan duduk dibawah pohon besar itu, dia menumbuhkan kembali ingatan soal masa silamnya yang pernah dibisikan seseorang ke telinganya.

Kehadiran perempuan tua itu ternyata menarik perhatian lelaki tua itu. Secara tiba-tiba, lelaki tua itu melangkah mendekati perempuan tua itu.

" Sudah seminggu ini, ku lihat Ibu datang ke sini,' Pak tua itu berbasa basi.

Perempuan tua itu terperangah. Ternyata ada orang yang memperhatikan kebisaannya.

" Apakah Bapak keberatan aku duduk di sini," tanya Ibu tua itu.

" Sama sekali tidak. Ini tempat umum. Siapa pun boleh datang dan duduk disini. Santai sembari menikmati alam disini," kata Pak Tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun