Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Penjaga Martabat Ranjangnya

19 Februari 2021   21:51 Diperbarui: 19 Februari 2021   22:03 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Binatang kutu busuk itu berjalan susuri kasur. Jelajahi celah-celah kasur di ranjang. Jalannya terseok-seok seiring membengkaknya tubuh yang dipenuhi darah manusia. 

Sementara diatas kasur dua manusia berbingkai naluri kesesatan saling memburu nafsu tanpa malu. Hasrat biologis sebagai manusia mareka torehkan sebagai noda. 

Dengus keduanya mengalahkan langkah sang kutu busuk yang masih berjalan sangat lamban. Malam yang berselimutkan cahaya yang bening mareka jadikan sebagai malam yang sarat kegelapan hingga keduanya tersungkur diatas kasur. 

Dan kutu busuk pun mulai menghisap darah keduanya hingga badannya membengkak penuh dengan darah manusia. Dan binatang kutu busuk pun terdiam. Tak bergerak.

Sudah beberapa malam ini, ranjang milik Markudut dijadikan ranjang yang bernoda oleh hasrat syahwati istrinya. Disaat Markudut masih terapung dilaut dan menantang ombak yang tinggi bersama perahunya sebagai nelayan, istrinya menjadikan ranjang Pengantin mareka sebagai ranjang untuk laki-laki lain yang  mengekpresi diri dengan kejantanannya.

Ranjang yang masih berwarna cerah dan beraroma harum mewangi pengantin membuat gairah nafsu mareka sebagai manusia tak terelakkan.

Markudut tiba di pantai, saat orang-orang mulai mendatangi rumah Sang Pencipta. Suara azan yang sakral menghantarkannya tiba di rumah. Ketukan dari tangannya yang keras membuat sang istri terbangun. Rambutnya masih terurai. Sementara baju long dress yang dikenakannya mengumbar gairah lelaki yang melihatnya.

" Kok pagi amat datangnya, Bang," sambut sang istri saat melihat Markudut ada dihadapannya.

" Iya. Soalnya gelombang di laut tidak bersahabat. Abang dan kawan pulang dulu menghindar datangnya angin barat yang sangat kencang," jawab Markudut sambil masuk ke dalam rumah.

Pernikahan Marludut dan istrinya bukan hanya ditentang oleh keluarga Markudut, namun ditentang pula oleh sahabat-sahabat Markudut. Mareka tidak rela harga diri Markudut sebagai lelaki dipermainkan oleh wanita yang sering mengumbar kewanitaan di sembarang tempat dan waktu. 

Namun Markudut tetap pada sikap dan pendiriannya. Kecupan pertama yang diberikan wanita itu kepadanya saat mareka bertemu pada suatu malam di acara dangdutan di Kampung Seberang membuat kejantanannya sebagai lelaki bergairah. Dan Markudut tampil bergairah sebagai lelaki malam itu yang membuat wanita itu harus memekik yang membuat malam menjadi kelam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun