Tak terbantahkan cabang olahraga Pencak silat adalah warisan budaya bangsa Indonesia. Ini adalah sebuah aksioma. Tak terbantahkan. Olahraga ini sudah hadir di bumi pertiwi sejak zaman nenek moyang kita.
Sebelum olahraga Karate, wushu berkembang di Nusantara, pencak silat telah membumi di seluruh pelosok tanah air. Para pejuang dulu menjadikan pencak silat sebagai alat bela diri dari  gairah purba penjajah yang berniat menguasi bumi pertiwi yang kaya raya ini.
Pencak Silat telah mendarah daging di Bumi Nusantara. Dari Miangas hingga Pulau Rote, Pencak Silat diajarkan dan menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai bangsa.
Filosofi Pencak Silat mengajarkan kita bukan cuma sekedar sebagai alat pelindung diri kita sendiri, tapi  melindungi sesama manusia dan bukan untuk menunjukan sok jagoan sebagai pendekar silat. Orang yang pernah belajar silat tidak akan pernah berniat mencelakai orang lain. Tidak akan pernah. Apalagi untuk mencari musuh.Â
Dan atlet silat nasional kita, juara Asian Games 2018 Hanifan Yudani Kusumah (HYK) telah menunjukan kepada kita semua, dan para peserta perhelatan olahraga Asian Games 2018 ini bahwa atlet pencak silat bukan hanya mampu menunjukan kepiawaian di lapangan pertandingan semata, tapi spirit olahraga ini mampu tertular keluar lapangan.
Semangat yang terkandung di dalam olahraga ini mampu menyatukan dua tokoh bangsa, Pak Jokowi dan Pak Prabowo yang akan berkompetisi di perhelatan demokrasi bernama Pilpres 2019 dalam satu pelukan dengan berbalutkan bendera merah Putih. Sebuah fakta peristiwa yang terlihat dengan mata yang amat mempesona yang dilakukan Hanifan, pendekar silat asia. Menyatukan dua tokoh bangsa dalam satu pelukan istimewa.
Aksi Hanifan tentu saja memfaktakan kepada kita semua bahwa spirit dalam olahraga adalah persatuan. Didalam lapangan pertandingan, kita boleh bermusuhan. tapi diluar arena pertandingan kita adalah sahabat. Spirit sportivitas dalam olahraga adalah faktor yang paling penting. Dan itulah hakikinya roh dari olahraga. Â Nukleus dari olahraga adalah persahabatan antar sesama umat manusia.
Sebagai pendekar silat Asia, Hanifan memberikan pelajaran sangat penting bagi kita semua bahwa semangat persatuan adalah panglima tertinggi dari sekedar sebuah raihan piala ataupun medali. Hanifan memberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua sebagai bangsa bahwa dalam sebuah kemenangan ada tersirat simbol persatuan. Tanpa persatuan tak ada kemenangan.Â
Menghadapi tahun politik 2019, kita semua sebagai anak bangsa, terutama para elite politik sudah saatnya belajar dari pendekar silat Asia ini bahwa persatuan dan kesatuan bangsa diatas segala-galanya. Tak dapat ditawar-tawar. Harga mati.
Silahkan anda berbeda politik, namun persatuan harus tetap terjaga. Silahkan berbeda pilihan politik, tapi persatuan bangsa harus dinomor satukan. Bukankah  dalam sebuah negara demokrasi berbeda pilihan dan politik adalah sesuatu yang tidak ditabukan dan bukan sebuah dosa.
Sungguh berdosa besar kita kepada Ibu Pertiwi bila hanya berbeda pandangan politik kita harus bercerai berai. Adalah sebuah kesalahan besar bila hanya karena berbeda pilihan politik membuat kita sesama anak bangsa harus bermusuhan. Â Berbeda pilihan politik mestinya membuat kita makin memperkokoh persatuan bangsa.
Dan kepada Hanifan Yudani Kusuma (HYK), pendekar silat Asia,  kita sebagai anak bangsa  harus berterima kasih. Salam hormat dari kami anak bangsa Indonesia untukmu wahai Pendekar Silat Asia. (Rusmin)
Toboali, 30 agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H