Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mati Kutunya Kaum Petualang

4 Juni 2016   22:15 Diperbarui: 4 Juni 2016   22:38 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Nah ini yang tak didapat rakyat dari pasangan sebelah yang hanya mengandalkan gaya merakyat namun tak bisa bekerja. lihat apa yang diperbuatnya selama memimpin negeri ini? babak belur negeri kita. Tak ada kreativitas yang lahir dari rakyat. Mareka hanya mementingkan kepentingan kelompok mareka saja," kata kelompok Ganyeng.

" Semuanya kami serahkan kepada rakyat sebagai pemilih dan penguasa daerah ini. Biarkan mareka memilih pemimpinnya dengan nurani dan hati yang bersih dengan jiwa yang cerdas," jawab Timses rada-rada.

 Malam makin menua. Sinarnya mulai memudar sebagaimana pudarnya narasi kelompok Ganyeng di Posko timses rada-rada.

Ganyeng mulai merasakan sesuatu yang tak lazim dalam perjalanan petualang mareka dalam memeriahkan pesta demokrasi kali ini. Respon dari Timses Rada-rada tak ada, bahkan kelompok ini terasa asing saat bergaul dengan Timses Rada-rada. Ada sesuatu yang ganjil saat kelompok mareka meluncurkan diksi-diksi provokasi. Bahkan agitasi yang mareka lemparkan pun tak direspon sama sekali oleh Timses rada-rada.

" Saya heran dengan Timses Rada-rada. Kok nggak ada responnya terhadap apa yang kita omongkan," keluh Ganyeng saat mareka berkumpul di posko mareka di ujung Kota.

' Iya. Tampaknya mareka mulai memahami permainan kita," sahut anggota Ganyeng.

" Kita harus membuat strategi lain dan baru sehingga kelompok timses Rada-rada percaya dengan kita. Soalnya sekarang pasangan Rada-rada sedang diatas angin. Dukungan rakyat meluas," papar Ganyeng.

Ganyeng dan kelompoknya mulai kehilangan muka saat respon yang diberikan Timses Rada-rada tak memuaskan. Usaha mareka untuk melawan Timses Rada-rada tak mempan. Bahkan mareka mulai kehilangan akal. Mareka mulai putus asa. Berbagai stategi yang mareka mainkan tak mempan. Tembakan mareka seolah selalu meleset dan mampu terjawab dengan mudah oleh Timses Rada-rada.

" Tampaknya kita tak bisa lagi mendekati timses rada-rada. Mareka sudah memahami permainan kita. Mareka sudah mengetahui strategi kita," keluh Ganyeng.

" Kalau begitu kita harus membela pasangan Abal-abal saja. Toh respon mareka sangat baik," usul kelompok Ganyeng.

" Iya. Saya sepakat dengan usulan bung. Buat apa kita mendekati lagi Timses Rada-rada. Mareka tak menghargai kita sebagai tokoh di daerah ini," sambung yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun