" Ini kejahatan kemanusian. Pelakunya harus dihukum berat," teriak petinggi negara di media massa.
" Saya telah perintahkan aparat hukum untuk mengusut tuntas kasus ini hingga tuntas," lanjutnya di media televisi yang didengar seluruh penduduk negeri.
Semua petinggi negeri dan penggiat kemanusian menjadikan aksi jahanan terhadap ku sebgai panggung untuk mencitrakan diri. Mareka mengekploitasi kasus keji terhadapku sebagai mdia untuk unjuk kekuatan diri sebagai orang peduli terhadap anak bangsa.
" Saya sebagai Menteri minta, aparat hukum memberikan hukuman yang pantas dan setimpal kepada para pelaku perbuatan keji ini," lanjut Menteri.
" Kami akan bekerja sungguh-sungguh sesuai dengan hukum yang berlaku di negeri ini. Kami akan menerapkan pasal berlapis kepada pelakunya. Dan tak ada seorang pun yang bisa mengintervensi kami sebagai aparat penegak hukum," ujar penegak hukum.
Sementara teman-temanku masih tetap bersekolah di lokasi yang sama dan melintasi lokasi yang sama untuk menuju dan pulang sekolah. Lokasi yang menjadikan aku harus putus sekolah dan gagal mewujudkan impian ku dan keluargaku Tak ada usaha pemerintah untuk mendekatkan kawan-kawanku dengan sekolah.Padahal aku sudah menjadi korban.
" Apakah tak ada usaha pemerintah untuk mendekatkan anak-anak ini dengan sekolah? Apakah tak ada niat pemerintah untuk membangun sekolah di Desa ini sehingga peristiwa buruk yang menimpaku tak terjadi dengan kawan-kawanku yang lain," ujarku dari alam lain.
" Apakah harus ada korban lain lagi? Atau apakah aku harus mengirim surat dari sorga sehingga mareka para petinggi negeri itu baru peduli dan tak ada korban berikutnya," lanjut ku dari alam sana. (Rusmin)Â
Toboali, Bangka Selatan