Hanya dalam tempo 13 hari, nasib baik menimpa Dona, wanita kampung yang kini hijrah ke Kota. Berbekal pengalaman sebagai penyanyi level kawinan klas Kampung, wanita kampung ini mampu menjinakkan Kota yang terkenal ganas dan tak berperikemanusian. Pesta kawaninan salah seorang sahabatnya, menjungkir balikan nasib hidupnya. Mengubah deraat hidupnya. Tanpa disangka, seorang produser sebuah acara  televisi yang hadir dalam kondangan kawinan itu dan menyaksikan kemerduan suaranya saat bernyanyi diatas panggung pesta perkawinan itu meminta Dona untuk tampil di sebuah acara televisi.
" Suara Mbak bagus sekali. Saya minta Mbak bisa datang ke studio untuk mengisi acara yang kami produksi." ujar sang produser berperut tambun.
Dona terdiam. Tak menjawab.
" Ini kartu nama saya. Besok saya tunggu di kantor saya," sambung lelaki setengah baya itu dengan nada suara meyakinkan sembari memberikan kartu nama kepada Dona yang masih tertegun setengah tak percaya. Mentari sangat terik cahayanya siang itu. Sinarnya menerangi bumi dengan sepenuh hati.
Dan hanya dalam tempo 3 bulan, nama Dona menjadi buah bibir masyarakat dan pecinta televisi. Hampir setiap malam wajah cantiknya selalu menghias media televisi. Hampir setiap malam para pecandu acara musik di televisi disuguhi suara merdunya. Dona seolah menjadi magnet bagi acara musik di televisi. Semua produser acara musik dan talk show televisi berebut meminta tanda tangannya untuk bisa on air di media televisi mareka.Dona menjadi daya tarik yang luarbiasa.
Hanya dalam tempo 3 bulan, martabat  diri Dona pun tereskalasi ke langit. Demikian pula dengan keluarganya di Kampung. Terangkat derajatnya. Tereskalasi sebagai warganegara yang berharga diri dan terhormat. Semua warga Kampung mulai menghormati keluarganya di Kampung. Semua warga mulai bangga dengan eksistensi Dona di dunia hiburan TanahAir. Para awak media pun keluar masuk Kampung mencari fakta peristiwa dan fakta pendapat dari warga Kampung soal kesuksesan Dona. Tak pelak nama Kampung Dona pun mulai dikenal publik.
" Sebagai Lurah, saya bangga dengan warga kami, ananda Dona yang telah mengharumkan nama Kampung ini. Dan kami sangat bahagia ada warga kami yang kini menjadi superstar di belantika pertelevisian," jawab Pak Lurah menjawab pertanyaan para awak infotainmen yang datang bak air bah ke Kantornya.
" Demikian pila kami sebagai tokoh masyarakat, sangat bangga ternyata ada potensi di daerah kami yang bisa membahagiakan masyarakat lewat dunia hiburan," ujar Tokoh Masyarakat Kampung dengan diksi bahagia.
Siklus kehidupan memang selalu berubah. Kadang diatas dan kadang dibawah. Itulah dinamika kehidupan. Roda hidup memang selalu berputar bak jarum jam yang selalu berjalan seiiring dengan waktu yang terus berputar. Dan tak seorang pun yang bisa menebaknya. Semua adalah rahasia Sang pencipta.
Nama besar telah membuat Dona salah jalan dalam memilih kehidupan. Bergelimangan harta membuat gadis kampung ini salah arah dalam menjalani kehidupan. Populeritas telah membuatnya mabuk kepayang dan besar kepala. Gaya hidup Kota telah membuatnya terjerumus ke dalam pergaulan hidup yang tak berarti. Kota telah menebarkan virus dalam jiwanya.
" Kamu harus hati-hati, Nak. Kota tidak sama dengan Kampung," nasehat Ibunya saat dirinya meminta restu untuk bekerja di Kota.