Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Lara Hati Bapak

7 April 2016   21:41 Diperbarui: 7 April 2016   21:45 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Dulu saya juga warga biasa. Tetap dihormati warga," jawab Bapak.

" Itu dulu. Sekarang beda. Kini bejibun pengusaha klas kakap yang lahir di negeri ini. Kekayaannya melampui harta Bapak. Dan mareka masih muda. Masih energik. Bapak?," tanya sang istri.

" Persoalannya apakah masyarakat masih mau memilih saya sebagai pemimpin mareka? Sementara saat saya memimpin saya tak terlalu memperhatikan mareka. Saya menyia-nyiakan amanah mareka," jawab Bapak.

" Itu persoaln kecil. Kalau ada ini semua pasti lancar," jawab sang istri sambil menggesek jari jempolnya dengan jari telunjuknya. Bapak terdiam. Desiran angin malam pun terhenti. Demikian pula dengan kerlap kerlip bintang dilangit tujuh pun terhenti kilatannya yang indah. Seolah ikut merasakan lara Bapak.

Majunya kembali Bapak dalam perhelatan demokrasi kali memunculkan pesemistis yng luarbiasa dalam pikiran publik. Para pengamat pun telah memprediksi bahwa ini adalah awal kejatuhan Bapak.

" Saya heran apa yang menjadi alasan beliau ingin mencalonkan diri kembali ditengah minimnya prstasi beliau sebagai pmimpin daerah ini?," tanya seorang Ketua LSM.

" Kekuasaan," jawab seorang warga.

" Apa beliau tidak tidak memperhitungkan statistik beliau yang makin menurun dimata publik," tanya warga yang lain.

" Beliau berasumsi duit akan mengubah semuanya," jawab warga yang lain.

" Pemimpin yang malang," sahut seorang warga.

Bapak makin percaya diri ketika dalam suatu pertemuan warga yang datang ramai. Senyum khasnya kembali menebar bumi. Percaya dirinya kembali mengeskalasi jiwanya. Sejuta harapan kembali dipungutinya. Ada kebahagian yang tak terperikan dalam nuraninya yang terdalam. Ada segudang bahagia menyelinap dalam otak ambisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun