Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan apresiasinya atas aksi penertiban tambang timah dikawasan laut Sukadami Toboali, Bangka Selatan oleh Pemda Bangka Selatan.
" Alhamdulillah. Dan doa saya untuk semua,' tulis Menteri Susi lewat sms kepada penulis.
Penertiban terhadap tambang timah dikawasan laut Sukadami Toboali adalah bentuk aksiyang serius dari pemda bangka Selatan setelah Bupati Bangka Selatan H. Justiar Noer menerbitkan surat perintah kepada pemilik TI untuk tidak beroperasi dikawasan laut.
Laut Sukadamai adalah kawasan yang bertahun-tahun dijadikan kawasan bagi para nelayan tradisional Toboali untuk mencari nafkah. Mulai dari kegiatan mencari udang kecil atau populer di Toboali dengan sebutan Udang Sungkur karena mencarinya dengan menggunakan alat tangkap Sungkur, sebagai bahan utama pembuatan bahan penyedap terasi yang selama ini sangat inheren dengan icon Kota Toboali.
Tak pelak semakin sulitnya para nelayan berkegiatan ekonomi karena banyaknya penambangan timah di kawasan laut Sukadami Toboali membuat para nelayan sudah semakin susah untuk mencari nafkah. Padahal bangka Selatan adalah daerah yang luas lautnya lebih luas dari daratan.
Pada sisi lain, penertiban kawasan laut Sukadami Toboali bebas dari kegiatan penambangan timah adalah upaya Pemda untuk menjadikan kawasan laut Sukadamai sebagai etalase kelautan Bangka Selatan.
Sementara itu buntut aksi penertiban penambangan timah di kawasan laut Sukadamai Toboali diwarnai munculnya isu akan ada penyerangan terhadap Rumah Dinas Wakil Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid. Tak pelak semalam warga Toboali berbondong-bondong mendatangi rudin Wabup Bangka Selatan. Namun isu yang beredar tak terbukti. Dan masyarakat pun membubarkan diri setelah mendapat penjelasan langsung dari Wabup bangka Selatan Riza Herdavid dan kapolsek Toboali.
Ngomong-ngomong kok sms penulis tentang undangan untuk ke Toboali, Bangka Selatan tak dibalas Ibu Susi Pudjiastuti? Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)[caption caption="Penertiban Tambang dikawasan laut Toboali/dokpri"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H