Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen :Jip Tua

26 Februari 2016   22:16 Diperbarui: 29 Mei 2021   08:57 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir selama tiga bulan pekerjaan itu dijalaninya dengan baik dan sesuai dengan standar operasional. Bahkan beberapa kali saat Komandan kamp Belanda patroli dirinya diajak ikut dalam mobil itu. Dan dalam suatu kesempatan saat sopir sang Komandan kamp sakit, dirinya diajarkan Komandan Kamp menyetir. Saat dirinya sudah dianggap paham mengendarai mobil dengan baik, sesekali dirinya menjadi sopir Komandan kamp Belanda.

Hari itu masih pagi saat Komandan kamp Belanda memanggilnya ke ruangan kerjanya. Tentu saja panggilan itu sangat mengejutkan dirinya. Walaupun Komandan kamp sudah mengenal wataknya, namun dirinya belum pernah sekali pun masuk ruangan kerja Komandan kamp yang sangat luas dan terksan angker itu
" Saya ingin kamu tinggalkan tempat ini. Saya ingin kamu meneruskan sekolahmu,' ungkap Komandan Kamp.
" Benar Tuan," tanya lelaki itu dengan nada setengah tak percaya.
" Ya. Nanti kita akan patroli ke ujung kampung yang berbatasan dengan Desa sebelah. Nanti kamu bawa mobil ini ke sana dan tinggalkan saya sendirian. Nanti akan ada orang yang akan menjemputmu. Kamu mengerti," tanya Komandan kamp.
" Iya, Tuan," jawabnya
" Ayo kita berangkat," ajak Komandan kamp.

Dengan Komandan kamp, mareka patroli dengan menggunakan mobil Jip. Dirinya menjadi sopir. Selama diperjalanan Komandan kamp dan dirinya banyak bercerita dan saling berbagai cerita. Seolah dua sejoli yang sudah lama tak bertemu. Sekan-akan dua sahabat lama yang sudah lama tak bertemu. Dan saat akan memasuki perbatasan kampung, Komandan kamp minta dirinya memarkirkan mobil dalam hutan kecil yang berada didekat perbatasan kampung dan menyuruhnya pergi. Dan saat dirinya baru beberapa langkah memasuki seseorang lelaki tua yang tak dikenalnya langsung menjemputnya.
" Ayo, cepat Dik. Nanti ketahuan patroli Belanda," ajalnya sambil menggemgam tanganya. Lolos lah dirinya hingga bisa kembali bertemu dengan keluarganya.

Mendengar cerita Bapaknya, anaknya mengangguk sebagai tanda sebuah pemahaman bahwa mobil itu memang memiliki sejarah panjang dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang lelaki dan seorang Bapak. Dan kini sebagai anak dia sangat memahami bahwa bagi Bapaknya mobil Jip itu sungguh-sungguh saat istimewa. Sebagai anak dirinya ingin merawat Bapaknya dengan istimewa pula sebagai kewajiban dirinya kepada orang tua termasuk mengurus mobil Jip yang sangat istimewa bagi Bapaknya.

Dari dalam tape mobil Jip tua itu sebuah lagu heroik terdengar patriotik. Suara penyanyinya menggelegar. Gemakan alam raya Indonesia yang elok dan harmoni.

Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa

Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa yang amat subur
Pulau melati pujaan bangsa
Sejak dulu kala
(Rusmin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun