Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Umar Matali Sahabat Bung Karno Itu Telah Berpulang

15 Januari 2016   13:51 Diperbarui: 15 Januari 2016   14:17 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca Toboali, Bangka Selatan senin pagi (11/1) lalu sangat cerah. Pemakaman umum Pasiban di jalan Sriwijaya ramai pelayat. Mareka sedang berduka. Hari ini masyarakat Toboali, Bangka Selatan dan sekitar kehilangan seorang tokoh besar, seorang pejuang tahun 1945 Bapak H. Umar Matali yang akrab disapa Pak U. Pejuang bangsa ini wafat hari ini sekitar pukul 06.00 WIb dalam usia 95 tahun.

Umar Matali Pejuang Bangka Selatan[/caption]

Masyarakat  Toboali dan Bangka Selatan mengenal Pak U sebagai seorang pejuang di era bangsa ini merebut kemerdekannya. Anggota TKR batalion 2 markas Bangka ini bahu membahu bersama rekannya yang lain di pimpinan Alising, dan Karto Saleh, Said, Suhaili Toha, Iso Sahak, Hamid serta Abdurahman terus berjuang mengusir penjajah hingga ke Pulau Besar.

Pensiunan PT Timah ini pernah bertempur dengan Belanda di Toboali, tepatnya di depan benteng Toboali (Dekat Polsek Toboali Sekarang) dan depan Gedung Nasional (sekarang jalan jenderal Sudirman Toboali). Dari 8 rekannya hanya beliau yang selamat.

Tahun 1946 Pak Umar Matali ditangkap Belanda. Setahun kemudian pejuang ini dipindahkan ke tahanan Kota Pangkalpinang. lalu di pindahkan ke sel di Kota Mentok. lalu dikirim ke penjara Glodok. Selama di penajara mentok, beliau berkenalaan dengan Bung karno dan Bung Hatta yang saat itu ditawan Belanda di Mentok.

"Bung Karno selalu mengobarkan semangat perjuangan tanpa kenal lelah walaupun dalam penjara. Beliau sahabat kami," ceritanya.

Pertemuannya dengan Bung Karno dan Bung Hatta menambah semangat vitalitas mudanya untuk terus berjuang dan berjuang demi tumpah darahnya, Indonesia dan Merah Putih. Tak heran usai dibebaskan Belanda pada tahun 1951 semangat perjuangannya tak pernah luntur untuk Indonesia dan Merah Putih. Pengabdiannya tak pernah luntur. Semangat nasionalismenya amat tinggi dan besar tanpa pamrih hingga akhir hayatnya.

Tahun 2005 Pak U pernah mendapat penghargaan dari radio Elshinta Jakarta dalam program Elshinta Peduli Pejuang. Kendati tak pernah mendapat pengakuan secara resmi dari pemerintah, namun Pak U dikenal sebagai pejuang oleh masyarakat Bangka Selatan sebuah bentuk legitimasi yang tulus sebagi bentuk pengakuan atas jerih payahnya tanpa pamrih dalam membela negara dan Merah Putih. Selamat jalan Pak U, Pak Umar Matali, pejuang sejati. Kami berjanji akan teruskan semangatmu. Salam Junjung Besaoh... (Rusmin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun