Kiprah Basuki Tjahaya Purnama atau akrab dipanggil Ahok sebagai bangsawan pikiran bangsa tak perlu diragukan lagi. Saat menjabat sebagai Bupati Belitung Timur (Beltim0 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung, gebrakannya untuk memartabatkan masyarakat telah dirasakan masyarakat daerah yang terkenal dengan panorama alamnya itu.
Berbagai aksi terobosan seperti menggratiskan orang sakit dan bersekolah dengan kartu sakrinya, Ahok dikenal sangat briliyan dalam memikirkan birokrasi yang dianggapnya terlalu berbelit-belit sehingga pelayan prima kepada masyarakat menjadi terhambat. Dan yang amat menonjol dari aksi Ahok adalah citranya sebagai pemimpin yang anti korupsi.
Cita-cita Ahok untuk menjadi Gubernur akhirnya tercapai. Usai gagal dalam Pilgub Bangka Belitung tahun 2007, Ahok kini menjadi orang nomor satu di Ibukota negara ini. Suatu prestasi yang tak semua orang bisa mendapatkannya.
Ahok sangat paham mengurus Ibukota negara jakarta tentu tak seruwet saat memimpin Kabupaten Beltim. Ahok amat memahami bahwa tantangan sebagai Gubernur DKI Jakarta amat banyak dan terjal. Sejuta tantangan menghadang. Mulai dari problema PKL hingga soal urusan lalulintas yang hingga kini masih semerawut yang menimbulkan kemacetan yang belum tersolusikan dengan baik dan bermartabat serta menusiawikan penghuninya.
Ahok sangat sadar dan memahami itu. tak heran berbagai gerakan dan gagasan brilian terus digenjotnya untuk memanusiawikan penghuni Jakarta. Apalagi cermin negara ini ya udah pasti jakarta sebagai pintu gerbang.
Sikap Ahok yang terkadang emosional dalam berkomunikasi memang seolah-olah diasumsikan sebagai pemimpin yang emosional. Padahal kita pahami bahwa karakter blak-blak itu adalah karakter Ahok saat sebelum menjadi Gubernur. Tak heran saat masih menjabat sebagai Bupati Beltim, Ahok amat media darling bagi media di Bangka Belitung. Penyataannya selalu jadi barometer, terutama soal bagaimana menciptakan pemerintahan yang bersih dan tidak KKN. Dan itu menjadi cita-cita Ahok.
Di Jakarta, sikap blak-blak Ahok terkadang menjadi kendala dalam berkomunikasi. Perilaku pejabat yang selama ini selalu santun berkomunikasi membuat gaya bicara dan diksi Ahok seolah-olah marah. Padahal sebenarnya tida sama sekali. Hanya tempo dan gaya diksi saja yang membuat Ahok seperti itu.
Kita paham bahwa menciptakan aparatur negara yang bersih dari KKN adalah cita-cita Ahok saat menjadi pemimpin. Kebiasaan lama para birokrat bangsa ini tak terkecuali jakarta yang lamban dalam menjawab persoalan masyarakat memang menjadi PR berat bagi Ahok. Pelayan prima yang selalu didengungan seakan hanya menjadi narasi para pejabat saat pidato. Dan bagi Ahok antara narasi dan aksi harus sama. Pelayanan kepada masyarakat harus menjadi panglima dalam bekerja.
Kita tahu bahwa sebagai warga bangsa yang lahir di Bangka Belitung, Ahok seakan mewariskan sikap Depati Bahrin yang merupakan pahlawan bagi masyarakat Bangka Belitung. Depati Bahrin dikenal sangat tidak kompromi dengan penjajah soal kesjahteraan rakyat Bangka.
Ahok tampaknya memang sedang diuji kapasitas dan kredibilitasnya sebagai pemimpin jakarta. Ditangan Ahok Jakarta memang belum berubah 100% dari yang diharapkan rakyat dan impian Ahok saat kampanye bersama Jokowi. namun usaha untuk memartabatkan dan memanusiawikan penghuni Jakarta memang menjadi PR besar bagi Ahok. Dan inilah ujian bagi Ahok. mampukah Ahok menjalankannya sebagai tescase untuk jenjang berikutnya.
Sebagai warga bangsa, kita berharap banyak Ahok mampu mengubah citra Jakarta menjadi lebih elegan, memanusiawikan penghuninya dan tentu saja mensejahterakan penduduknya. Bukankah itu yang menjadi cita-cita seorang pemimpin sejati?
Dan untuk menjawabnya mari kita tunggu aksi Ahok dalam mengaplikasikan Jakarta sebagai Kota yang memartabatkan, memanusiawikan dan mensejahterakan warganya sebagaimana cita-citanya. Atau tak ada yang salah pula kalau kita ingin jawabannya tanyakan pada rumput yang bergoyang sebagaimana yang dilantunkan penyanyi balada Ebiet G Ade. Salam Junjung Besaoh... (Rusmin)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H