Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kawin Massal, Tradisi Masyarakat Serdang,Toboali

11 Februari 2014   22:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi kawin massal yang dilakoni masyarakat Desa Serdang, Toboali, Bangka Selatan adalah tradisi turun temurun. Perhelatan kawin massal yang biasanya digelar usai panen lada ini adalah bentuk rasa syukur masyarakat terhadap kerja keras mareka.

Kawin massal adalag prosesi dimana masyarakat Desa Serdang Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan ini menggelar akad nikah secara bersamaan dan serentak dalam hari yang sama. Biasanya tiap rumah yang menggelar hajatan kawin massal juga menggelar hiburan band. Kalau dalam kawin massal itu jumlah pengantinnya sebanyak 10 pasangan, maka band/musik pun berjumlah 10. Para penganten pun diarak keliling Desa dengan diringi musik khas melayu seperti hadra

Selain para penggelar perhelatan pernikahan, para masyarakat di Desa Serdang pun ikut merayakan kegembiraan para pasangan yang menikah secara massal itu dengan ikut menggelar makanan di setiap rumah. Setiap rumah di Desa ini selalu menyiapkan makanan buat para tamu yang datang untuk melihat tradisi ini Ini sebagai bentuk rasa kegembiraan masyarakat terhadap pasangan kawin massal yang menggelar hajatan di Desa mareka.

Ketika era harga lada mengalami boomingnya pada tahun 1980-1990-an, setiap perhelatan kawin massal tak kurang dari 10 hingga 15 pasangan yang menikah. Dan 10 hingga 15 band penghibur pun tampil disetiap rumah para pengantin. Kadangkala Band dan musik penghibur pun didatangkan dari luar Bangka Selatan. Bisa kita bayangkan bagaimana suasananya. Seperti festival band dan parade musik.

Sayangnya tradisi kawin massal yang merupakan simbol semangat kebersamaan ini kurang mendapat respon dari pemerintah, khususnya Departemen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Seharusnya tradisi kawin massal di Desa Serdang ini bisa menjadi agenda tahunan Departemen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena dalam prosesi kawin massal begitu banyak pelaku-pelaku ekonomi yang ikut menikmati. Para penjual makanan biasanya selalu menjadikan kegiatan tradisi tahunan ini sebagai sarana untuk memperdagangkan produknya.

Tradisi kawin massal di Desa Serdang Toboali ini adalah tradisi yang terus dilestarikan masyarakat Desa Serdang. Ribuan filosofi hidup dapat kita teladani dalam tardisi adat ini. Dan tradisi kawin massal ini adalah satu-satunya yang ada di Indonesia dan masih tetap dilestarikan masyarakat. Kalau anda punya waktu, maka usai panenan lada biasanya sekitar bulan oktober, maka datang lah ke Desa Serdang Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan,Bangka Belitung. Dan Anda pun akan larut dalam kebahagiaan sebagaimana kebahagian yang dirasakan  pasangan penganten massal.

13921309571160256356
13921309571160256356
Pasangan pengantin massal sedang diarak keliling Desa Serdang (foto :Rusmin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun