Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

TKI dan Koruptor

21 Januari 2014   21:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negeri ini bukan hanya dikenal sebagai pengekspor sumber daya alam yang hebat, namun kini telah menjadi pengimpor tenaga kerja. Ratusan ribu anak bangsa terpaksa bertarung hidup dan nurani di negeri orang. Padahal negerinya amat kaya raya. Kekayaan negeri ini yang membuat nafsu menjajah dan impreialisme bangsa asing dulunya datang ke negeri ini hingga sekarang.

Di negeri orang mareka berjuang untuk memartabatkan diri dan keluarga. Kesuksesan  perjuangan mareka membuat mareka para tenaga kerja ini dijuluki sebagai pahlawan devisa. Pahlawan devisa.

Pahlawan devisa yang disematkan kepada mareka bukannya membuat nasib mareka di negeri seberang bermartabat dan terhormat sebagaimana pahlawan. Beragam siksaan harus mareka terima dan jalani. Korban pun berjatuhan. Terakhir adalah erwiana yang berusaha memartabatkan diri dan kehidupan di Hongkong.

Pemerintah yang merupakan tempat pijakan mareka untuk berlindung diri melalui pemimpin hanya bernarasi di televisi dan koran. Aksi nyata baru terlaksana dan diaksikan ketika korban telah berjatuhan. Beragam usaha pemerintah  lakukan untuk menyelamatkan dan melindungi para warganya yang terkena musibah seakan-akan pemerintah peduli dan melindungi warganya.

Di dalam negeri para penggarong duit rakyat tanpa malu dan tanpa nurani terus menggiatkan aksi purba korupsi. Aksi mareka sungguh sangat luarbiasa. Diaksikan dengan sistematik dan masif. Sementara para TKi dengan segunung keringat bahkan darah serta airmata harus berjuang hidup di negeri seberang demi mencari kehidupan yang layak.

Pertanyaan kita masihkah ada rasa malu dari para penggarong duit rakyat itu terhadap kerja keras para TKI kita di negeri seberang yang berjuang mati-matian untuk hidup? Masihkan ada setitik nurani yang terselip di jiwa para koruptor itu saat melihat dan mendengar penderitaan para TKI kita direndahkan martabatnya di negeri orang? Masih adakah setitik rasa malu dari para penggarong duit rakyat itu melihat kepapan para TKI untuk memerdekan hidup mareka di negeri orang?Ah, andai saja para penggiat aksi purba korupsi itu memiliki rasa malu terhadap kerja keras TKI, kisah pilu dan cerita duka anak bangsa itu pasti hanya mimpi. Dan mungkin hanya ada dalam cerpen para budayawan saja. Andai saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun