sehingga ketika negara, pendidik, dan orang tua akan membuat peraturan hanya berfokus pada keuntungan pundi-pundi materi. Akibatnya, konflik berkembang di antara sejumlah pihak, termasuk saat guru akan mendidik muridnya. Akhirnya, guru mulai meragukan kemampuan mereka untuk memenuhi tugasnya, terutama dalam hal memberi nasihat kepada siswanya. Hal ini menunjukkan bagaimana sistem kapitalis merusak pendidikan.
Dalam Islam, memperlakukan/memuliakan guru dengan baik sangat dianjurkan karena menghormati mereka merupakan komponen utama dari proses belajar mengajar. Karena manfaatnya atau keberkahan ilmu pengetahuan menjadi sangat penting. Penghormatan harus ditunjukkan kepada guru yang mulia. Selain sebagai sumber ilmu, guru juga merupakan orang yang memberikan ilmu. Keutamaan dan kedudukan guru di mata Allah dan Rasul-Nya dijelaskan dalam berbagai cara. Bahkan, siapa pun yang memahami agama akan memperlakukan guru dengan baik dan sopan. Karena ia merasa bahwa setiap ilmu yang di dapat akan bermanfaat baginya, ia pun akan mengikuti nasihat gurunya.
Hal yang sama berlaku bagi orang tua siswa. Islam mengajarkan para umatnyanya untuk memperlakukan guru dengan sopan. Tidak mencela guru merupakan salah satu aturan yang harus dipatuhi oleh orang tua dan siswa ketika berhadapan dengan mereka. Selain itu, Allah SWT berfirman "Kita harus menahan diri dari saling bergunjing dan tidak mencari-cari kesalahan orang lain. Adakah di antara kita yang senang memakan daging saudaranya yang sudah meninggal? Wajar saja kalian merasa jijik kepadanya." (Al-Hujurat, QS. [49]: 12)
Dalam Islam, para pendidik akan berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Memperoleh pahala sebanyak-banyaknya merupakan motivasi utama mereka dalam mengajar. "Amal seseorang terputus ketika ia meninggal dunia, kecuali tiga hal: sedekah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya," demikian sabda Rasulullah. (HR Muslim).
Seseorang akan menjadi guru yang berkualifikasi dalam Islam dan berkonsentrasi untuk memberikan pengajaran terbaik kepada setiap siswa. Dalam sistem kehidupan kapitalis sekuler yang mengikat kegiatan pengajarannya pada nilai-nilai material, merupakan tantangan tersendiri.
Dalam konteks peran negara, menghormati profesi guru berarti menyediakan kompensasi terbaik bagi guru untuk menjamin kesejahteraan mereka dan memungkinkan mereka memenuhi amanah sebaik mungkin. Dengan menegakkan hukum Islam secara penuh, negara juga akan memberikan perlindungan sejati kepada guru dan siswa. Alasannya adalah bahwa ketika Islam diterapkan sepenuhnya, setiap orang---termasuk guru---akan secara otomatis terlindungi dari berbagai masalah (diskriminalitas).
Lebih jauh, Islam memastikan bahwa guru menerima kompensasi terbaik. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, misalnya, guru menerima 15 dinar, atau 33 juta per bulan, agar para pendidik dapat memenuhi dan menjalankan tanggung jawabnya dengan tepat dan benar serta penuh amanah. Dan kesejahteraan guru akan senantiasa diperhatikan demi menjamin keberlangsungan pendidikan tetap berjalan.
Negara wajib memberikan pemahaman kepada warga negaranya tentang pentingnya membentuk pribadi Islam dan membekali mereka dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan.
Dengan demikian, semua pihak akan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan pendidikan menurut Islam. Dengan begitu, seorang guru akan berupaya  mencapai tujuan untuk memberikan pendidikan karena ia percaya bahwa orang tua dan siswa telah memberikan kepercayaannya kepada guru. Orang tua akan benar-benar menghargai dan mendukung sepenuhnya gagasan/konsep untuk mendidik putra-putrinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H