Mohon tunggu...
Hilmi Syafiq
Hilmi Syafiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Ilmu Politik di Universitas Indonesia

Berminat pada dinamika politik luar negeri, teknologi, transportasi umum, dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kepartaian di Australia: Meninjau Partai Labor yang Lebih Kompetitif

5 Desember 2024   11:14 Diperbarui: 5 Desember 2024   11:25 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Partai politik dalam suatu negara penganut demokrasi yang sehat adalah perangkat yang sangat diperlukan dalam dilakukannya kontrol terhadap pemerintahan, baik itu partai yang memainkan peran oposisi ataupun yang berada dalam pemerintahan itu sendiri. Demikian pula dengan di Australia, sebuah negara dengan demokrasi yang cukup matang di Benua Oseania. Dalam konteks memahami partai politik di Australia, khususnya yang akan penulis fokuskan pada pembahasan perkembangan Australian Labor Party (selanjutnya disebut Partai Buruh Australia), akan mengulas artikel "The Party System" karya Rodney Smith dalam buku "Politics In Australia" terbitan tahun 1989.

Pada artikel tersebut, dijabarkan bahwa Australia terdapat beragam partai dengan spektrum dan latar belakang politiknya masing-masing. Terdapat 1 partai besar dan 1 koalisi yang terdiri dari dua partai. Koalisi partai yang dimaksud adalah koalisi antara Partai Liberal dan Partai Nasional, yang sebelumnya bernama Country Party. Koalisi dua partai tersebut kemudian disebut Koalisi Liberal-Nasional. Terdapat partai-partai kecil dan didominasi oleh partai single issues, misalnya seperti partai paling rasis di Australia seperti One Nation Party, kemudian partai single issues seperti Partai No Aircraft Noise yang berfokus pada isu polusi suara akibat penerbangan. Adapun partai yang akan penulis bahas adalah partai terbesar dan tertua di Australia yakni Partai Buruh Australia. 

Menilik dari sejarahnya, Partai Buruh Australia merupakan penyatuan dari berbagai partai buruh yang sebelumnya telah terbentuk di koloni-koloni Australia. Partai Buruh Australia didirikan pada tahun 1890, dengan berakar pada menyatunya kalangan radikal dan moderat di kalangan pekerja-tani serta kelompok kelas menengah reformis. Partai Buruh Australia sendiri dahulunya merupakan perjuangan kalangan pekerja yang diwadahi pada Serikat Dagang Australia (Trade Union), utamanya pada masa pra-persemakmuran di Australia. Uniknya, partai tersebut justru merupakan partai tertua di Australia, yang bahkan kelompok pengusaha kala itu belum "mengkonsolidasikan kekuatan politiknya" dengan membuat partai yang mewadahi kepentingan pengusaha.

Setiap partai yang telah matang berdiri tentu saja memiliki haluan partai yang jelas dan lugas. Demikian pula dengan Partai Buruh Australia, yang memiliki haluan partai yang cenderung sosialis di awal. Sosialisme yang dianut kala itu adalah pemenuhan aspirasi pekerja yang berkehendak untuk dilakukannya pemerataan distribusi sumber daya dari kelompok kapitalis (pengusaha) kepada kalangan pekerja. Partai Buruh Australia juga pernah menjadi anggota dari kelompok Sosialisme Internasional hingga tahun 2014. Fokus dari Partai Buruh Australia kini adalah pada pengimplementasian demokrasi yang berkeadilan dan setara serta pembentukan kebijakan yang progresif.

Partai Buruh Australia memiliki keunikannya sendiri. Keunikan yang dimaksud adalah terdapat wadah diskusi bagi tiap-tiap anggota, yakni kaukus. Kaukus sendiri dapat dimaknakan sebagai suatu komunitas individu dalam suatu organisasi yang bertemu, berdebat, dan membuat keputusan tentang isu-isu penting. Adanya kaukus bukan tanpa alasan, bahwa adanya kaukus di Partai Buruh Australia disebabkan dengan terdapatnya faksi-faksi dalam partai. Kaukus dalam partai tersebut adalah sebagai wadah dari tiap-tiap faksi untuk tukar argumentasi dan saran arah partai kedepannya. 

Adanya faksi-faksi dalam Partai Buruh Australia dapat dilihat pada pemikiran Andrew Keith Leigh, seorang anggota legislatif dari Partai Buruh Australia yang juga menjabat Menteri Kompetisi, Amal, dan Perbendaharaan pada masa pemerintahan Albanese. Dijelaskan dalam tulisan di laman milik Leigh berjudul  "A More Competitive Labor Party - Speech",  bahwa faksi-faksi di Partai Buruh memiliki peranan penting dalam penentuan arah kebijakan dan kepemimpinan Partai. Faksi-faksi tersebut adalah suatu representasi dari terdapatnya berbagai jenis spektrum ideologi dalam Partai. Saat ini, faksi tersebut terdapat dua spektrum yang saling berkompetisi, yakni faksi kanan (right) dan kiri (left).

Namun, menurut Leigh, selain kelebihan dari terdapatnya beragam faksi dapat menumbuhkan Partai Buruh Australia yang lebih kompetitif, beliau juga mempertimbangkan beberapa tantangan yang kiranya dapat menjadi evaluasi untuk membentuk Partai Buruh yang semakin kompetitif. Leigh mempertimbangkan sekurang-kurangnya terdapat empat hal yang perlu dievaluasi. Pertama, terjadi persaingan yang kurang sehat, faksi-faksi saat ini lebih fokus mencari kesepakatan daripada berdebat ideologi, yang menghambat diskusi kebijakan yang sehat dan melemahkan dinamisme partai. Kedua, Faksi-faksi sering menggunakan metode "show and tell", ketika anggota diharuskan mengungkapkan pilihan suara mereka kepada pejabat faksi, yang menghilangkan kerahasiaan dan transparansi pemilu, yang mana menurut Leigh hal demikian tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi dalam partai. Ketiga, Proses preseleksi calon lebih diatur oleh pemimpin faksi daripada suara anggota partai, menyebabkan pengurangan hak anggota dan memunculkan calon yang kurang mewakili komunitas. Hal demikian dalam pemikiran Leigh adalah suatu hal yang kurang transparan. Terakhir, terjadi pembagian kekuasaan melalui Pakta Stabilitas, kesepakatan antara faksi Kiri dan Kanan di Victoria, yang secara langsung maupun tidak langsung membatasi kompetisi dan mengurangi peluang partai untuk memilih calon terbaik, berisiko mengurangi daya saing Buruh dalam pemilihan. Tantangan-tantangan tersebut dalam tulisannya Leigh tentu sedang dievaluasi lebih lanjut demi mewujudkan Partai Buruh Australia yang lebih kompetitif dan transparan.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Konsepsi kaukus dalam perpolitikan Indonesia menurut penulis suatu hal yang menarik dalam menumbuhkan diskusi publik yang dapat menghimpun beragam pendapat dalam berbagai isu. Pun demikian dengan faksi-faksi dalam partai yang jelas pasti ada, kaukus juga dapat menjadi wadah dalam "mencegah" perpecahan dalam partai yang kiranya disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan diskusi yang terarah. Faksi-faksi yang ada pun bukan sebuah hal yang harus diberantas, tetapi perlu dijaga dengan baik. Hal demikian menurut penulis bahwa faksi-faksi tersebut dapat meningkatkan kompetisi dalam partai, serta akan menjadi suatu akselerator demokrasi dalam partai, yang juga baik untuk perkembangan partai kedepannya.

Berdasarkan penjabaran sebelumnya, didapatkan kesimpulan bahwa Partai Buruh Australia adalah partai tertua dan juga terbesar di Australia. Dengan kondisi partai yang sudah sedemikian mapan, bukan berarti tidak terdapat keragaman ideologi dalam partai. Keragaman ideologi tersebut tercermin dengan adanya faksi-faksi dalam partai, yang terlepas dari berbagai tantangannya, tentunya baik untuk menciptakan Partai Buruh Australia yang lebih kompetitif dan transparan. Konsep kaukus juga sangat menarik untuk diimplementasikan secara meluas dalam khazanah perpolitikan Indonesia, yang sangat bermanfaat untuk menghimpun opini publik dalam suatu isu politik tertentu. Dengan melihat Partai Buruh Australia yang cukup kompetitif, diharapkan menjadi pembelajaran bagi Indonesia dalam meningkatkan kualitas demokrasi menjadi lebih inklusif dan transparan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun