Mohon tunggu...
Muhtamimah (Mimeh)
Muhtamimah (Mimeh) Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurnalistik UPN "VETERAN" YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebudayaan Mengemis Masyarakat Krumput Berawal dari Mitos

3 Oktober 2011   14:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:22 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyumas, masyarakat desa Krumput terdapat adanaya mitos yang beranggapan adanya hujan uang. Banyak pengemis yang berjejer di sepanjang Jl. Pageralang . Sanikem (70 tahun), Banyumas, Sabtu (01/10) salah satu seorang pengemis menceritakan “ada suatu kepercayaan yang sudah membudaya secara turun temrun, yaitu kepercayaan jalan raya Pageralang yang sejak dulurawan akan terjainya kecelakaan, hal ini diyakini karena di jalan tersebut mistis, dengan adanya kejadian seperti ini masyarakat sepakat untuk melakukanupacara sesajen bagi para pengguna jalan. Sesajen yang dilakukan awalnya sama seperti upacara sesajen yang lainnya, namun sering bejalannya waktu hal ini dianggap mempersulit para pengguna jalan, akhirnya upacara sesajen ini di ganti dengan melakukan pelemparan uang sebagai pengganti upacara sesajen yang biasa dilakukan. Sementara itu jalan Pageralang ini, rawan terjadi tindakan kriminal karena lokasi tempatnya tergolong sepi dan jauh dari pemukiman, dan tindakan pelemparan uang ini juga dijadikan cara oleh para pengemudi untuk menjaga keamanan. Jalan raya Pageralang merupakan jalan utama yang banyak digunakan oleh para pengemudi, pelemparan uang ini membuat di sekitar pinggiran jalan terdapat uang yang berasal dari para pengemudi jalan. Uang yang dilempar oleh pengemudi ini dianggap oleh masyarakat sekitar sebagi hujan uang.

“Lebih baik duduk di pinggir jalan dari pada duduk di rumah dan hanya membuang-buang waktu” ujar Sanikem. Sanikem mulai melakukan kebiasaanya pukul 08.00-16.00 WIB,kebiasaan ini berlanjut sampai malam hari akan tetapi waktu malam hari laki-laki yang melakukan kebiasaan itu. Sampai saat ini kebiasaan itu telah di jadikan budaya oleh masyarakat setempat. Dalam sehari jumlah pengemis yang berada di jalan itu kurang lebih 25 orang. Dalam sehari Sanikem biasanya mendapatkan uang sebesar Rp.10.00,00 itu pun tidak pasti, kejadian ini tidak mendapatkan larangan dari pemerintah setempat. Terkadang Satpol PP menertibkan pengemis untuk diberi pengarahan dan kemudian di pulangkan dengan cara Kepala Desa Krumput yang menjemputnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun