Mohon tunggu...
Mimbar Puan
Mimbar Puan Mohon Tunggu... Lainnya - Komunitas

Komunitas Mimbar Puan adalah komunitas independen yang bergerak di bidang isu perempuan dan anak yang referensinya bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Muslim Harus Bersikap dalam Menghadapi Perasaan FOMO?

1 Desember 2024   15:41 Diperbarui: 1 Desember 2024   15:43 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sobat puan, pasti udah gak asing dengan kata fomo, emang fomo itu apa sih artinya? FOMO alias Fear Of Missing Out adalah rasa takut ketinggalan, di era digital yang semakin maju sekarang ada banyak tren disosial media, mulai dari konser, makanan viral, tempat tempat viral  dan lain sebagainya.

Seorang yang fomo pasti tidak mau ketinggalan tren, karena dia tidak mau dianggap sebagai seorang yang ketinggalan, hal ini sering kali disebabkan oleh pengaruh media sosial yang terus-menerus menampilkan kehidupan orang lain yang seolah-olah lebih menarik, ternyata fomo adalah keadaan emosi negatif akibat kebutuhan keterhubungan sosial yang tidak terpenuhi, hati hati ya sobat puan fomo juga berdampak langsung pada kesehatan fisik, mental dan emosional.

Lantas, bagaimana seharusnya kita sebagai muslim dan muslimah dalam menghadapi perasaan FOMO ini?

Menjaga hubungan lagi dengan Allah SWT

Ketika perasaan FOMO mendekat, penting bagi siapa pun untuk mengingat bahwa hubungan kita dengan Allah itu yang paling utama. Dalam Islam, kita dianjurkan bisa untuk memperkuat ibadah dan memperbaiki diri kepada-Nya. Menghabiskan waktu untuk berdoa, membaca Al-Qur'an, dan melakukan amal ibadah dapat membantu mengalihkan fokus kita dari apa yang kita rasa hilang, dan lebih banyak bersyukur atas apa yang kita miliki.

Menghindari Perbandingan Sosial yang Negatif

Islam mendorong kita untuk menghargai diri sendiri dan tidak membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan. Setiap individu memiliki jalan hidup yang unik dan takdir yang telah ditentukan. Alih-alih merasa cemas karena melihat pencapaian orang lain, kita seharusnya lebih fokus pada pengembangan diri dan pencapaian tujuan pribadi kita sendiri. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang tidak merasa puas atas apa yang dia miliki, maka dia tidak akan merasa puas dengan apa yang dia harapkan."

Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak

Penggunaan media sosial dan teknologi seharusnya membawa manfaat, bukan menjadi sumber kecemasan. Muslim dianjurkan untuk menggunakan teknologi dengan bijak, seperti mengikuti akun-akun yang memberikan nilai positif, inspirasi, dan pengetahuan. Hindari konten yang membuat kita merasa rendah diri atau cemas, dan kembali fokus pada konten yang mendatangkan kebaikan.

Jadi dalam menghadapi fenomena Fear of Missing Out (FOMO), kita sebagai muslim diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai Islam yang mendasari kehidupan sehari-hari. Dengan memperkuat hubungan dengan Allah, menghindari persaingan sosial yang negatif, dan membangun rasa syukur, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bermakna. Ingatlah bahwa kehidupan ini bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa baik kita menjalani dan bersyukur atas apa yang telah diberikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun