Ini kisah anak-anak pegunungan yang kehilangan sisa-sisa kepundan lalu menemukan lautan di pelupuk matanya yang basah oleh kenangan.
Ini kisah anak-anak nelayan yang menggugurkan badai di tepi pantai setelah melihat tengiri dan ikan pari tak lagi singgah di bibir samudera bahkan memilih untuk menyepi nun jauh di sana.
Ini kisah anak-anak sekolah yang menyusut airmata di pagi buta menyadari bahwa seragam sekolahnya tersusun rapi di dalam almari sementara gelegak cintanya membara untuk mengetahui lebih banyak isi dunia.
Ini kisah anak-anak pedalaman yang menyembunyikan belukar di antara tidurnya begitu mengetahui isi hutannya ternyata tak lebih dari patahan onak, duri dan serasah mati.
Ini semua adalah kisah kehilangan
ketika kita tak lagi memiliki hujan
ketika kita tak bisa lagi memerangkap kabut
ketika kita tak sanggup lagi memenjarakan luput
ketika kita tak mampu lagi merawat peradaban
dan hanya menjadi pemain peran
untuk banyak perihal yang disebut kekacauan
Bogor, 29 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H