Sudah 3 jam lebih Anakonda menembus liarnya arus Sungai Zaire. Cecilia memperkirakan tak sampai 1 jam lagi mereka akan sampai di tujuan. Akiko bersiap-siap. Lian Xi juga. Sambil mengemudi, wanita itu menyelipkan 2 pucuk pistol di pinggangnya kanan dan kiri.
Cecilia sendiri tidak gagap lagi saat harus menyelipkan juga sepucuk Baretta di pinggangnya. Petualangan mematikan mereka selama ini akhirnya membuat dia terbiasa dengan senjata api ini.
Lian Xi melambatkan laju Anakonda. Cukup jauh di depan sana, terlihat samar beberapa speedboat sedang melaju menuju ke hilir. Firasat Lian Xi bekerja. Semenjak sejam lalu dia sudah tidak menjumpai lagi ada perahu atau speedboat di sungai ini. Menurut informasi The Kitchen tidak ada lagi kampung atau pemukiman penduduk di wilayah ini hingga hulu sungai yang merupakan lansekap belantara primer. Orang-orang asli yang hidup di hutan tersebut juga sama sekali tidak menggunakan perahu.
Firasat Lian Xi benar. Begitu jarak di antara mereka sudah ada di kisaran ratusan meter, desingan peluru menyambut mereka. Buru-buru Lian Xi yang sudah siaga berbelok tajam ke pinggir sungai yang bervegetasi lebat.
Ketiganya berlompatan ke daratan. Lian Xi masih sempat mengikatkan tali Anakonda ke juluran akar pohon besar tempat mereka berlindung sekarang. Dengan lincah Akiko menggerakkan tubuhnya memanjat pohon besar itu. Sebelumya dia memberi isyarat Cecilia agar berlindung. Akiko bersiaga di atas pohon dan Lian Xi bersiap di antara banir-banirnya.
Tembakan gencar itu sekarang menyasar ke tempat berlindung mereka berbarengan dengan suara ramai mesin speedboat mendekat. Akiko membidikkan M16 dan mulai membalas tembakan. Terdengar ledakan keras saat peluru senapannya menghajar satu speedboat. Orang-orang yang ada di atasnya sempat berlompatan terjun ke sungai saat tembakan Akiko tepat mengenai tangki bahan bakar.
Aksi berbalas tembakan itu meramaikan kesunyian hutan. Lian Xi juga telah menghabiskan 2 magazin. Perahu-perahu bermotor milik para penyerang terdengar menjauh. Sepertinya gentar juga mereka melihat para wanita yang mereka serang ternyata membalas serangan dengan tak kalah sengit.
Apalagi beberapa orang juga telah tewas diterjang peluru senapan Akiko dan Lian Xi.
Cecilia yang merunduk dalam di antara banir benar-benar bersyukur ditemani oleh 2 wanita mematikan ini. Seandainya dia berkeras hanya ditemani oleh salah satu dari mereka mungkin keadaannya tidak akan sebaik ini.
Akiko telah turun dari atas pohon. Sambil berlari mengendap-endap, dia memberi isyarat Cecilia agar ikut di belakangnya. Sementara Lian Xi berlari paling belakang berjaga-jaga.
Akiko memutuskan mereka menyusup masuk ke dalam hutan. Meskipun dia dan Lian Xi berhasil memukul mundur pasukan penyerang, namun keadaan bisa berbalik cepat jika mereka yang berjumlah jauh lebih banyak itu bertekad untuk terus maju menyerang.