Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Bunga, Puisi, dan Arca

11 Juli 2020   00:37 Diperbarui: 11 Juli 2020   00:41 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar saja aku kehilangan jejak kata
melebur di sela-sela perbincangan
antara riuh dan kesenyapan
yang merupa menjadi malam

Aku lalu mencarinya
dengan lidah terbata-bata
pada lambaian lemah pucuk cemara
dan bunga kamboja yang luruh secara sederhana

Aku menemukannya
tergeletak di jalanan yang sepi
setelah dihanyutkan hujan
sore tadi

Aku mencoba merangkainya menjadi bunga
untuk aku letakkan di beranda
sebagai penerima tamu
jika kelak hadir limpasan masa lalu

Aku mencoba menyamaknya menjadi puisi
agar bisa aku pajang di dinding hati
sebagai pengingat paling tepat
jika aku harus mencari alamat

Aku mencoba memahatnya dalam diam
karena keramaian ternyata lupa mengirim salam
menjadikan dunia sebagai tumpukan arca bisu
sedangkan aku memilih untuk gagu

Bogor, 11 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun