Banyak kepala di dunia, dijejali oleh asap, kerumitan, dan jendela yang sulit dibuka. Entah karena apa, tapi jelas bukan karena api, lorong labirin, dan rumah yang terkunci.
Barangkali sinapsis otak telah dipenuhi oleh skenario yang habis terbakar, atau kesederhanaan yang dianggap makar, atau mungkin juga karena rasa manis sudah meninggalkan yang namanya nektar.
Bertanya kepada hujan yang datang tiba-tiba sore ini, aku hanya mendapatkan jawaban melalui aroma tanah kering yang menguar. Bahwa kerumitan itu sesungguhnya sangat sederhana, bila tidak dimasukkan dalam bejana lalu diaduk sebagai sebuah formula, yang disebut sebagai renjana.
Saat mendapatkan kesempatan berbincang dengan cemara, aku mendapatkan cercah matahari dari sirip daunnya yang meruncing tajam. Dunia memang terbuat dari banyak rencana. Namun banyak di antaranya yang hanya tertinggal di dalam kepala.
Bogor, 22 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H