Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum Sesi Recovery-Bab 15

9 Juni 2020   16:35 Diperbarui: 9 Juni 2020   16:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 mobil pengejar berhasil mendekat. Beberapa nampak mulai mengeluarkan anggota tubuh dari jendela. Bersiap untuk menembak. Andalas menggunakan teropong. Tidak ada Helda di antara mereka. Bagaimanapun dia harus menyingkirkan para pemburu itu. Satu persatu.

Andalas menahan Akiko agar tak membalas tembakan yang mulai berdesing-desing melewati mereka. Begitu mobil pengejar mendekat dan tembakan semakin gencar, Andalas melepas engsel terakhir dengan cepat. Dinding dan atap bagian belakang mobil melayang seketika dan menghantam mobil pengejar itu dengan telak di bagian depan.

Terdengar suara keras saat lempengan logam itu menghantam kaca depan. Lalu terdengar rem berdecit nyaring dibarengi kemudian dengan badan mobil melayang keluar dari jalan tol setelah menabrak dinding pembatas jalan.

Akiko memandang kagum. Betapa telitinya Andalas. Wajar saja dia digolongkan sebagai pembunuh bayaran dengan keberhasilan tinggi. Semua hal sampai yang terkecil pun diperhitungkan.

Mobil yang mereka tumpangi sekarang berubah menjadi mobil double cabin dengan atap terbuka. Dengan leluasa Akiko melepaskan tembakan dari AK 47 di tangannya. 2 mobil di belakang memperlambat kecepatan. Terlalu berbahaya jika berdekatan.

Andalas meraih beberapa bagian senapan yang terpisah-pisah dari dalam tas. Dirangkainya dengan kecepatan tinggi dan tak berapa lama sebuah senapan runduk telah selesai dipasang. Andalas memasukkan peluru-peluru tajam khusus sniper lalu mengokang.

Satu letusan dan diikuti satu berikutnya. Mobil kedua terpental tinggi ke udara setelah kedua ban depannya dihantam peluru kaliber besar itu. Mobil ketiga yang ditumpangi Helda langsung berhenti di pinggir jalan tol. Rupanya mereka tahu betapa berbahaya Andalas dengan senapan runduknya. Dan terbukti seketika itu juga. Begitu sopir mobil ketiga hendak berjalan lagi sesuai perintah Helda, sebuah peluru memecahkan pelipisnya. Mobil langsung terhenti tak bergerak lagi dan sepertinya Helda juga sudah enggan melanjutkan pengejaran. Terlalu berbahaya.

Kembali Akiko memandang lelaki di sebelahnya dengan penuh kekaguman. Luar biasa!

Lian Xi keluar di pintu exit tol terdekat dengan tenang setelah mereka berhasil menyingkirkan semua pemburu. Andalas meraih kotak deposit di kantong bajunya. Membukanya dengan kunci kecil dari Milan.

Semua yang memperhatikan kecuali Lian Xi yang masih fokus mengemudi sama sekali tidak heran ketika Andalas mengeluarkan 2 buah kunci dari kotak kecil itu. 1 buah kunci kecil untuk membuka kotak deposit berikutnya dan 1 buah kunci yang jauh lebih kecil lagi. Pada gantungannya tertulis; The Met Breuer-Lukisan Renaissance Ketiga.    

Andalas saling berpandangan dengan Akiko. The Met Breuer? Cecilia memecah kebuntuan dengan berkata.

"The Met Breuer adalah sebuah museum di New York yang khusus menyajikan benda-benda kontemporer klasik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun