Lian Xi sengaja tidak ikut campur karena posisinya akan mudah diketahui dan mobil ini akan jadi sasaran empuk para penyerang. Apalagi mobil inilah satu-satunya sarana tercepat mereka melarikan diri nanti.
Setelah Akiko ikut campur menyerang pasukan bermotor itu, barulah Andalas agak bernafas. Melihat sebuah kesempatan ketika 4 orang yang tersisa meraung-raungkan motornya menuju tempat Akiko bersembunyi, Andalas lari mengendap-endap dan segera masuk ke kantor FR Bank yang di dalamya terlihat 2 orang berjaga bersenjata bersiaga.
Sambil membersihkan jasnya yang kotor, Andalas menuju customer service yang terlihat menunduk di balik mejanya.
Suara rentetan tembakan saling bersahutan di luar. Namun customer service itu sempat mendengar Andalas menyebut 131-AA1212. Customer service perempuan itu tidak berani bergerak. Tapi dia menurut saja saat Andalas menarik lengannya dengan lembut dan berlari ke belakang seolah Andalas sedang mencari tempat berlindung buat mereka berdua.
Orang-orang di dalam ruangan bank itu sama sekali tidak ada yang berani bergerak karena suara tembakan di luar semakin gencar. Takut kalau ada peluru nyasar dan mengenai mereka. Semua tiarap ke lantai. Tidak ada satupun yang memperhatikan saat Andalas terus membawa customer service itu memasuki pintu ke arah belakang dan meminta agar pintu besi ke ruang deposit dibuka.
Customer service yang sedang ketakutan itu tidak berpikir panjang. Dibukanya pintu ruang deposit dan secepat kilat dia masuk ke dalam sambil gantian menarik tangan Andalas. Lagipula lelaki ini tadi sudah menyebut kode istimewa yang hanya dimiliki oleh orang super penting dan harus dilayani segera dalam situasi apapun.
Andalas menerima kotak deposit berukuran kecil dan memasukkan dalam saku jasnya. Dia menatap penuh terimakasih kepada perempuan itu yang ditanggapi dengan anggukan hormat meski wajahnya masih terlihat ketakutan.
Gila! Dalam situasi seperti inipun mereka menanggapi dengan hormat pemilik deposit kecil ini. Dokter Adli memang pejabat yang sangat disegani. Tapi benarkah hanya karena dia seorang pejabat?
Andalas menyimpan pikirannya untuk sementara. Mereka harus segera lolos dari kekacauan di jalanan New York ini. Melihat dari gaya dan tipe serangan yang membabi buta, pasukan bermotor itu pasti anak buah Abdelahi.
Andalas menekan kancing jas kedua dari atas.
"Akiko, aku sudah selesai. Apakah aku sudah bisa menyeberang?" Andalas mengira situasi sudah aman karena suara tembakan sama sekali tak terdengar lagi.