Akiko menyenggol lengan Andalas. Tatap matanya menanyakan ada apa. Andalas memperlihatkan chatnya dengan Si Konsultan. Akiko terbelalak. Wah, gawat!
Cecilia dan Lian Xi juga merespon dengan kurang lebih sama. Cemas bahwa mereka akan tertahan di New York dalam waktu lama karena para pemburu mereka ternyata berkumpul di sini. Siapa tahu Helda dan Isamu juga sudah berada di New York?
Lian Xi memarkir mobil di seberang jalan FR Bank yang memang diperbolehkan untuk parkir secara paralel. Andalas keluar dan berjalan ke lampu merah untuk menyeberang.
Akiko mengawasi menggunakan teropong kecil berkekuatan tinggi yang ada dalam tas perlengkapan. Dia juga sudah membagi MP5 kepada Lian Xi dan sepucuk FN bagi Cecilia. Dia sendiri menggenggam gagang AK 47 dengan nyaman.
Kalau benar Sang Eksekutor mengumpulkan orang-orang sewaannya di sini, situasi bisa berubah sangat berbahaya dalam sekejap. Mereka harus selalu waspada.
Akiko melihat Andalas menyeberang bersama beberapa orang lainnya saat sebuah sepeda motor meraung menembus lalu lintas dengan seorang berpakaian serba hitam dan helm ketat di atas sadelnya. Satu tangannya mencengkeram gas dan tangan kirinya membidikkan Uzi ke arah Andalas.
Lian Xi bertindak cepat. MP5 itu menyalak sebelum Uzi itu sempat menembak. Si pengendara terjungkal dengan tubuh berlumuran darah. Tewas di tengah jalanan yang akhirnya membuahkan kegaduhan karena orang-orang menjerit dan berteriak serta berlarian. Akiko turun dari mobil sambil meminta Lian Xi tetap di belakang kemudi. Akiko mengambil posisi di belakang tiang besar lampu jalan.
Rupanya serangan itu memang tidak berhenti sampai di situ. Kali ini bukan hanya sebuah sepeda motor. Dari 2 arah jalan, setengah lusin motor dengan orang-orang berpakaian serba hitam dan mengenggam Uzi, menyerbu Andalas yang mencoba berlindung di balik pos polisi yang kebetulan kosong.
Rentetan tembakan membabi buta menghantam tembok pos polisi. Andalas merasakan serpihan tembok itu meruntuhi tubuhnya yang terus dipepetkan untuk mengurangi peluang terkena tembakan. Para penyerang itu hanya mengincarnya. Mereka tidak tahu bahwa teman mereka yang tewas saat serangan pembuka tadi dihajar peluru Lian Xi yang berada di dalam mobil di seberang jalan.
Akiko tidak langsung menembak perusuh itu. Dia berlari agak menjauh dari mobil Lian Xi. Mencoba memancing para penyerbu itu agar menjauhi Andalas yang tidak bersenjata.
Setelah mendapatkan tempat yang strategis di balik wagon yang sedang parkir di depan toko roti, Akiko melepaskan tembakan. AK 47 adalah senjata serbu nomor 1 yang sangat terkenal keakuratannya. Seorang pengendara terjungkal dengan helm pecah. Satu orang lagi menyusul dengan dada tertembus peluru kaliber 7,62 mm.