Milan, 45 28 1 N, 9 11 24 E
Bankitalia
Andalas kembali berdandan rapi. Mengenakan tuxedo mahal, memasang penyamaran berupa cambang dan kumis tipis, serta mengenakan rambut palsu yang diminyaki klimis.
Akiko tergelak. Mengatakan bahwa Andalas mirip dengan penyiar televisi yang menyiarkan kondisi cuaca. Lian Xi diam-diam mulai mengagumi lelaki sedingin es itu. Dedikasinya tak perlu dipertanyakan lagi. Mungkin demi perempuan tengil yang sedang tertawa itu. Huh!
Kali ini Andalas pergi sendirian. Sama persis saat kejadian di SNB Zurich, begitu dia menyebut kode 121-AA1111, seketika itu juga pelayanan berubah luar biasa. Lagi-lagi seorang manager yang mengantarnya mengambil kotak deposit kecil.
Andalas tidak mau membukanya dan memutuskan membawa ke hotel setelah berterimakasih kepada petugas bank yang mengangguk dan berulangkali menyebut kata grazie. Mereka berterimakasih untuk apa ya?
Di hadapan Cecilia, Akiko, dan Lian Xi, Andalas membuka kotak deposit itu menggunakan kunci yang didapatnya dari kotak deposit di Zurich.
Semua berdebar-debar. Teka-teki ini membuat siapapun akan penasaran. Apalagi si pembuat teka-teki adalah mantan Direktur Jenderal WHO.
Andalas yang sudah menduga isi kotak deposit itu pasti adalah kunci lagi, mengangkat 2 buah kunci. 1 kunci kecil yang serupa dengan 2 kunci sebelumnya, dan sebuah kunci besar serta berat yang sepertinya untuk membuka sebuah gembok yang besar. Di gagang kunci tersebut tergantung sebuah label bertuliskan Hanggar 2A Bandara Taliedo.
Akiko mengerutkan keningnya.
"Taliedo? Rasanya aku pernah mendengar nama itu?"