Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum Sesi Recovery-Bab 4

27 Mei 2020   20:54 Diperbarui: 27 Mei 2020   21:04 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil memasuki kota Lyon yang padat dengan tenang. Andalas sengaja berjalan pelan karena berdasarkan peta, markas besar Interpol tidak jauh lagi di depan sana. Sekarang pukul 3 sore. Si Konsultan memberitahunya bahwa Brando dan Marcos akan memulai aksinya pukul 4 sore. 1 jam lagi. Andalas bersiap-siap setelah memarkir mobilnya tidak jauh di luar markas besar Interpol yang terlihat tenteram itu.

Andalas berpesan kepada Lian Xi agar membiarkan mesin mobil hidup dan bersiap di belakang kemudi. Dia telah bercerita cukup panjang lebar tentang Cecilia dan Akiko serta apa sesungguhnya yang sedang mereka kerjakan sekarang. Lian Xi sudah mendapatkan sebagian cerita dari Profesor Lian Yang sehingga tidak banyak meluncurkan pertanyaan. Meski hatinya berdebar-debar tidak karuan. Dia sedang terlibat dalam sebuah rangkaian peristiwa hebat. Tiba-tiba saja Lian Xi merasa sangat bersemangat.

Sebuah ledakan yang ditunggu akhirnya tiba. Diikuti beberapa ledakan setelahnya. Andalas turun dari mobil dan mengendap-endap memasuki gerbang yang berkabut tebal dengan hiruk-pikuk para petugas yang berlarian siaga. Di perjalanan sebelum memasuki kota Lyon tadi Andalas sempat melumpuhkan seorang security di rest area dan mengambil baju serta mengenakannya.

Kabut dan asap tebal menyamarkan Andalas dan memudahkannya memasuki pintu markas Interpol. Apalagi ledakan berikutnya berturut-turut terjadi di samping kanan dan kiri gedung Interpol. Para petugas berlarian keluar dengan senjata terkokang. Andalas menunjuk-nunjuk dan berteriak-teriak ke arah luar tentang serangan teroris.

Andalas seolah ketakutan dan merunduk bersembunyi di meja resepsionis. Seorang polisi muda menggenggam barettanya sambil ikut menunduk. Ledakan terdengar berturut-turut di beberapa tempat. Tidak hanya di markas ini tapi juga di beberapa tempat lain. Shit! Mereka mulai berlebihan!

Andalas bertindak cepat. Dia berbicara dalam bahasa Perancis kepada si polisi muda bahwa di luar sedang butuh banyak bantuan. Polisi muda itu mengangguk dan berlari keluar. Andalas menekan keyboard komputer. Mencari.

Sel 48 dan 50. Cecilia dan Akiko. England dan Japan. Tahanan pengadilan Den Haag. Ketemu! Tapi di mana letak sel-sel tahanan?

Bogor, 10 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun