Orang itu berpikir sebentar kemudian membelalakkan matanya.
"Bisa! Tapi aku tidak tahu caranya."Andalas mengangguk berterimakasih. Meraih lagi gagang aiphone dan berbicara dengan Phil di bawah.
"Phil, bisakah pintu kokpit ini dibuka dari tempatmu berada sekarang?"
Lama tidak terdengar jawaban. Mungkin Phil dan Hasan sedang berunding. Lalu sebuah jawaban yang melegakan Andalas terdengar.
"Yup! Sirkuitnya bisa kita matikan dari sini. Apakah perlu kami matikan sekarang?"
Andalas menyahut cepat sambil memberi tanda kepada Akiko agar mendekat. Dari jendela terlihat iring-iringan mobil yang membawa tangga bergerak semakin dekat.
"Lakukan! Sekarang!"
Sebuah suara bip bip 3 kali terdengar nyaring dari arah pintu kokpit. Tanpa ragu-ragu Andalas dan Akiko menyerbu masuk ke dalam kokpit. Akiko terlihat menggenggam Kaikennya erat-erat.
Masuknya 2 orang itu tentu saja mengejutkan pilot pembajak yang sedang berkomunikasi dengan pasukan penyerbu di bawah. Dia meraih pistol yang tergeletak di depannya dan menembak.
Andalas melempar tubuhnya ke depan. Pistol itu menyalak disusul suara mengaduh dari pilot pembajak itu yang langsung menggelosoh jatuh. Kaiken Akiko menancap dalam di lehernya.
Akiko mencabut Kaikennya dan memeriksa si pilot yang belum tewas namun dalam kondisi terluka parah. Akiko berteriak dalam bahasa Jepang.