Swiss Air
Somewhere towards Grozny
Andalas melangkah cepat menghampiri Akiko yang masih berusaha menahan pilot yang terus memberontak itu. Sebuah pukulan di leher akhirnya membuatnya pingsan. Andalas mendudukkan sang pilot dan mengikat tangan dan kakinya. Tidak lupa menyumpal mulutnya menggunakan kain dari pantry pesawat dan ditutupnya dengan lakban.
Akiko membantu Andalas melucuti baju seragam sang pilot. Andalas lalu memakainya. Kebetulan sekali postur kedua orang ini hampir sama sehingga Andalas nampak tidak aneh ketika mengenakan seragam ini. Akiko dan Andalas saling pandang. Tanpa saling bersepakat, keduanya sudah tahu apa yang harus dilakukan.
Akiko berbisik di telinga Cecilia yang langsung mengangguk dan menuliskan sesuatu di X-Onenya.
Pesawat ini sedang dibajak. Apakah ada di antara kalian yang bisa menerbangkan pesawat ini?
Mereka akan menjalankan rencana ini tapi tentu harus memastikan terlebih dahulu apakah di antara para penumpang ada yang punya keahlian menerbangkan pesawat badan lebar. Untuk itu mereka harus berkeliling mencari tahu.
Namun jangan sampai pramugari gadungan yang berkomplot dengan para pembajak mengetahui rencana ini.
Andalas duduk dan membiarkan Akiko dan Cecilia berkeliling di antara penumpang satu persatu. Dia harus menjaga pilot yang pingsan ini tidak membuat kegaduhan saat nanti tiba-tiba siuman.
Kapten Shinji dan Mualim Yoshido nampak terpaku diam. Tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tapi kemudian mengangguk paham saat Akiko menjelaskan dalam bahasa Jepang apa yang sesungguhnya sedang berlangsung.
Mulailah Akiko dan Cecilia berkeliling. Kelas utama sudah dibook semua oleh Cecilia sehingga mereka melewatkannya. Mereka langsung menuju kelas ekonomi di bagian belakang. Cecilia kebagian di lantai bawah dan Akiko kabin atas. Mereka sengaja mulai dari belakang agar tidak menimbulkan kecurigaan pramugari gadungan itu.
Andalas juga yang meminta pembagian ini karena ditakutkan pramugari tersebut mempunyai kemampuan yang membahayakan Cecilia. Dia sangat yakin pramugari itu berada di kabin atas. Karena akses ke kokpit lebih dekat dari kabin atas di banding kabin bawah.
Merasa hatinya tidak nyaman membiarkan Cecilia sendirian, Andalas bangkit berdiri. Dokter itu bisa saja terjebak dalam bahaya. Dia tidak perlu mengkhawatirkan Akiko. Wanita muda itu justru adalah bahaya bagi orang-orang yang memusuhinya.
Andalas berbicara perlahan kepada Kapten Shinji dan Mualim Yoshido apakah mereka bisa menjaga pilot yang pingsan itu agar tidak berulah saat nanti siuman. Mereka menyanggupi. Andalas mengangguk. Meskipun bukan ahli bela diri tapi mereka berdua adalah laki-laki kekar yang terbiasa dengan pekerjaan keras di lautan. Lagipula pilot itu dalam keadaan terikat dan tersumpal mulutnya.
Setengah berlari Andalas menyusul Cecilia.
Akiko berjalan mulai baris paling belakang. Andalas mengingatkan bahwa waktu mereka kurang dari 2 jam untuk membereskan masalah pembajakan ini. Menemukan penumpang yang punya keahlian sebagai pilot dan juga pramugari yang bersekongkol dengan pembajak, sebelum mereka melumpuhkan pilot pembajak yang ada di kokpit.
Orang-orang itu terperangah heran saat melihat seorang wanita cantik berkebangsaan Jepang mendatangi mereka satu persatu sambil memperlihatkan tulisan di gawainya.
Sampai dengan baris pertengahan Akiko hanya mendapatkan respon gelengan kepala. Memang tidak mudah mencari orang yang punya kemampuan menerbangkan pesawat badan lebar di antara para penumpang pesawat ini. Peluangnya sangat kecil. Tapi setidaknya mereka berupaya sebelum pesawat ini mendarat di Grozny.
Sampai dengan baris paling depan yang berarti sudah ratusan orang yang ditanyainya, Akiko hanya mendapatkan jawaban dari 2 orang penumpang yang mengaku bisa menerbangkan pesawat baling-baling dan badan kecil.
Akiko tidak melepaskan sama sekali kewaspadaannya semenjak berkeliling tadi. Andalas telah memberitahunya mengenai ciri-ciri pramugari gadungan itu. Dan sampai penumpang terakhir di kabin ini, dia sama sekali tidak menemukan yang sesuai gambaran Andalas.
Sementara di bawah, Cecilia melakukan hal yang sama. Mulai dari baris paling belakang yang kebanyakan berisi penumpang laki-laki dan hanya terdapat 2 penumpang wanita. Sampai di barisan paling depan Cecilia menemukan hal yang kurang lebih sama dengan Akiko. Ada 2 penumpang pria yang punya kemampuan menerbangkan pesawat. Tapi keduanya menggelengkan kepala saat ditanya kesanggupan menerbangkan pesawat ini.
Sebelum naik lagi ke kabin atas, Cecilia mengedarkan lagi pandangan ke para penumpang yang mengikutinya dengan pandangan cemas. Sambil menghela nafas pendek Cecilia berniat menaiki tangga. Melewati 2 orang pramugari yang berdiri mematung di sampingnya.
Tiba-tiba saja salah satu pramugari itu melompat ke arah Cecilia sembari meraih sesuatu dari balik sakunya. Pistol! Cecilia yang terkaget-kaget tentu saja tidak menyangka sama sekali bahwa pramugari itu ternyata orang yang dicari Andalas. Bukankah Andalas tadi mengatakan bahwa pramugari itu telah berganti baju dan menyamar menjadi salah seorang penumpang?
Sebelum sempat meringkus Cecilia yang terpaku tidak bergerak, terjangan pramugari itu digagalkan Andalas yang sedari tadi berada di dalam toilet kabin ekonomi. Pistol itu bisa direbut dan pramugari itu berhasil diringkus terlebih dahulu.
Cecilia melihat lagi ke para penumpang yang semuanya terkejut dengan pemandangan aneh itu. Pramugari diringkus pilot. Cecilia meraih aiphone dan berbicara dengan tegas.
"Sekali lagi saya umumkan bahwa pesawat ini sedang dibajak. Pramugari di depan ini adalah salah satu pembajaknya. Dia bersama 2 pilot yang bersekongkol adalah pembajaknya. Salah satu pilot pembajak telah berhasil kami ringkus. Tapi masih ada pembajak ketiga yang sedang berada di kokpit. Saya harap jika ada di antara anda yang bisa menerbangkan pesawat ini segera angkat tangan. Kami mencoba mengatasi pembajakan ini sebelum pesawat didaratkan di Bandara Grozny."
Pengumuman yang jelas dan tegas ini rupanya mendorong beberapa penumpang yang tadinya ragu-ragu apakah ini sebuah permainan konyol atau sungguhan akhirnya mengangkat tangan mereka. Termasuk juga yang berada di atas tempat Akiko masih berdiri memperhatikan mereka.
Gila! Cecilia menghitung tak kurang dari 6 orang yang mengangkat tangan. Sedangkan di atas Akiko menghitung ada 4 orang yang juga mengangkat tangan.
Tentu saja Cecilia dan Akiko kesal bukan main. Seharusnya sedari tadi mereka mengaku.
Andalas meminta 2 orang penumpang yang punya keahlian pilot itu mengikuti Cecilia ke kabin atas. Mereka akan menjalankan rencana selanjutnya.
Pramugari pembajak itu diikat dan didudukkan berdampingan dengan pilot yang masih belum siuman dari pingsannya. Akiko akan menjaga mereka.
Andalas melesakkan topi pilot di kepalanya lalu mengetuk pintu kokpit. Pilot pembajak yang sejak tadi heran kenapa rekannya itu tidak segera kembali ke kokpit memandang ke arah monitor. Dilihatnya sang rekan berdiri menunggu. Setelah menekan tombol auto pilot, dia berdiri dan hendak membukakan pintu kokpit. Namun langkahnya berhenti dengan dahi mengrenyit. Ada yang aneh. Kenapa rekannya itu tidak menekan passcode di pintu dan hanya berdiri menunggu sambil menundukkan kepala. Pilot itu kembali ke kursinya dan meraih alat komunikasi.
"Kita ketahuan ketua! Kedua rekanku tertangkap di belakang! Apa yang harus aku lakukan?"
Terdengar sahutan dari seberang telpon.
"Teruskan ke Grozny! Daratkan pesawat ini. Pasukan akan menyerbu ke dalam begitu kau mendarat!"
Bogor, 3 Mei 2020
* * * * * *********
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H