Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 59

23 Mei 2020   00:05 Diperbarui: 23 Mei 2020   00:02 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum sempat meringkus Cecilia yang terpaku tidak bergerak, terjangan pramugari itu digagalkan Andalas yang sedari tadi berada di dalam toilet kabin ekonomi. Pistol itu bisa direbut dan pramugari itu berhasil diringkus terlebih dahulu.

Cecilia melihat lagi ke para penumpang yang semuanya terkejut dengan pemandangan aneh itu. Pramugari diringkus pilot. Cecilia meraih aiphone dan berbicara dengan tegas.

"Sekali lagi saya umumkan bahwa pesawat ini sedang dibajak. Pramugari di depan ini adalah salah satu pembajaknya. Dia bersama 2 pilot yang bersekongkol adalah pembajaknya. Salah satu pilot pembajak telah berhasil kami ringkus. Tapi masih ada pembajak ketiga yang sedang berada di kokpit. Saya harap jika ada di antara anda yang bisa menerbangkan pesawat ini segera angkat tangan. Kami mencoba mengatasi pembajakan ini sebelum pesawat didaratkan di Bandara Grozny."

Pengumuman yang jelas dan tegas ini rupanya mendorong beberapa penumpang yang tadinya ragu-ragu apakah ini sebuah permainan konyol atau sungguhan akhirnya mengangkat tangan mereka. Termasuk juga yang berada di atas tempat Akiko masih berdiri memperhatikan mereka.

Gila! Cecilia menghitung tak kurang dari 6 orang yang mengangkat tangan. Sedangkan di atas Akiko menghitung ada 4 orang yang juga mengangkat tangan.

Tentu saja Cecilia dan Akiko kesal bukan main. Seharusnya sedari tadi mereka mengaku.

Andalas meminta 2 orang penumpang yang punya keahlian pilot itu mengikuti Cecilia ke kabin atas. Mereka akan menjalankan rencana selanjutnya.

Pramugari pembajak itu diikat dan didudukkan berdampingan dengan pilot yang masih belum siuman dari pingsannya. Akiko akan menjaga mereka.

Andalas melesakkan topi pilot di kepalanya lalu mengetuk pintu kokpit. Pilot pembajak yang sejak tadi heran kenapa rekannya itu tidak segera kembali ke kokpit memandang ke arah monitor. Dilihatnya sang rekan berdiri menunggu. Setelah menekan tombol auto pilot, dia berdiri dan hendak membukakan pintu kokpit. Namun langkahnya berhenti dengan dahi mengrenyit. Ada yang aneh. Kenapa rekannya itu tidak menekan passcode di pintu dan hanya berdiri menunggu sambil menundukkan kepala. Pilot itu kembali ke kursinya dan meraih alat komunikasi.

"Kita ketahuan ketua! Kedua rekanku tertangkap di belakang! Apa yang harus aku lakukan?"

Terdengar sahutan dari seberang telpon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun