Dokter wanita itu menghela nafas panjang. Nadanya seperti berada dalam tekanan saat menjawab lemah.
"Dia sudah sepenuhnya sehat dan bugar besok pagi. Saya akan memberinya infus vitamin agar staminanya kembali pulih secepatnya."Andalas merasakan simpati dan kecemasan dari nada bicara dokter itu.
"Baiklah dokter. Kami akan menjemput dia ke ruang pemeriksaan besok pagi sebelum kita berlabuh di pangkalan Kefavlik."
Andalas diam-diam terkejut. Kefavlik? Itu salah satu pangkalan militer NATO di Islandia. Kapal perusak ini ternyata milik NATO. Luar biasa sekali pengaruh Organisasi.
2 orang itu pergi. Tersisa dokter wanita itu yang tetap berada dalam ruangan.
Andalas membuka sedikit matanya untuk melihat apa yang dilakukan dokter itu. Ternyata wanita itu hanya duduk termenung. Sepertinya berpikir apa yang harus dilakukannya sekarang.
Andalas merasa sangat kasihan kepada dokter itu yang nampak sekali sangat tertekan. Besok pagi adalah batas waktu kematiannya. Dia harus bertindak. Malam ini.
Sementara Andalas sedang merancang berbagai rencana di kepalanya, dokter wanita itu bangkit berdiri, mengambil sebuah tabung kecil dari kotak kaca kecil, dan berjalan kembali menuju ranjang Andalas. Tangannya yang memegang jarum suntik, menginjeksikan sesuatu ke lengan lelaki itu.
Andalas merasakan aliran tenaga yang sangat besar membuatnya menjadi sedemikian bugar. Dokter wanita itu menyuntiknya dengan adrenalin. Dokter itu mendekatkan muka dan berbisik di telinganya.
"Aku sudah membantumu pulih lebih cepat. Aku berharap kamu bisa melarikan diri dari sini. Aku lelah harus membantu mereka terus menyakiti orang."
Setelah berbisik singkat, dokter itu pergi keluar ruangan meninggalkannya.