Akiko bergerak cepat. Tangannya yang sedari tadi ada di dalam saku jaket terayun. Kaiken melayang dengan kecepatan tinggi dan menancap di tenggorokan orang yang hendak menembak.
Terdengar tembakan beruntun yang melubangi atap saat orang itu terhuyung jatuh sambil menekan pelatuk senjata. Temannya yang kaget bukan main mengarahkan senjata kepada Akiko. Putri Yakuza itu melemparkan piring kepiting di depannya. Orang itu agak jauh dari jangkauan. Satu-satunya cara adalah memanfaatkan barang-barang yang ada di dekatnya.
Orang itu mengaduh sambil tak kuasa lagi memegang senapan. Piring yang berat itu telak mengenai mukanya. Temannya yang berjaga di pintu mengokang senjata ke arah Akiko yang dalam posisi berdiri.
Namun sebuah dobrakan di pintu membuat tubuhnya terjengkang tak bisa menahan keseimbangan. Disusul masuknya seseorang yang segera saja mendaratkan pukulan ke selangkangan dan leher. Penyerang itu pingsan saat itu juga.
Andalas merebut AK 47 dan melemparkannya ke Akiko yang menghajar penyerang di depannya dengan terjangan kaki. Andalas langsung berlari dan mengendapkan tubuhnya di balik pintu masuk dapur.
Akiko menggenggam erat AK 47 dan menyelinap keluar restoran. Keduanya hendak menyergap orang terakhir yang tadi masuk dapur dan berjaga di pintu keluar belakang.
Cecilia yang sedari tadi terpaku di tempat duduknya, segera berdiri dan berjalan lalu meraba pergelangan tangan penyerang kedua dan ketiga. Masih hidup. Tapi melihat kondisinya kedua orang itu akan pingsan cukup lama.
Andalas yang sedang menunggu penyerang keempat keluar dari dapur hanya mengangkat bahu saat Akiko masuk dari pintu depan dan menyeret seseorang yang mengaduh-aduh dengan lengan tertelikung di belakang punggung. Berontak sedikit saja maka kedua lengannya akan patah. Andalas menghampiri. Akiko semakin tangguh saja.
Cecilia meletakkan 200 Euro di meja dan berbicara dengan manajer restoran yang datang cepat begitu dia memanggilnya.
Cecilia keluar dari restoran dengan Akiko dan Andalas mengiringi dari belakang. Penyerang keempat itu diambil alih Andalas. Akiko juga dengan santainya telah mencabut Kaikennya dari leher penyerang pertama. Darah langsung mengucur dari penyerang yang telah tewas itu dan menggenangi lantai. Akiko memberi isyarat maaf kepada manajer restoran yang masih pucat mukanya.
Mobil yang mereka tumpangi dan dikemudikan Cecilia melesat meninggalkan restoran. Tepat saat beberapa mobil polisi datang dari arah berlawanan.