Amerika Serikat
Boston
Cecilia, Akiko, Profesor Lian Yang, dan Willy Booth, sudah kembali ke kota. Sepanjang perjalanan tidak seorangpun yang berniat untuk bercakap-cakap. Semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Cecilia tahu apa yang harus dilakukannya. Mengumpulkan ilmuwan dengan berbagai disiplin keilmuan berada di satu tempat untuk mulai merancang formula serum Mollivirus sibericum. Yaitu di Pandora. Dia akan berdiskusi dengan Dokter Adli Aslan dan Profesor Sato mengenai rencana ini.
Dengan bantuan Profesor Lian yang ahli Fisika Bintang, Willy Booth yang ahli Linguistik, Cathy yang jago IT, dan Profesor Sato yang sangat menguasai Climate Change, Cecilia berharap dapat menemukan seorang ahli Fisika Kuantum, dan pakar Kimia Carbon yang mumpuni di bidangnya.
Orang-orang seperti itu sangat jarang. Kalaupun ada biasanya sudah terikat dengan proyek jangka panjang pemerintah atau korporasi raksasa. Ini tugasnya. Mencari orang-orang itu. Dia tidak perlu meyakinkan lagi Profesor Lian Yang dan Willy Booth. Keduanya sudah menyatakan kesanggupannya untuk bergabung di Pandora. Bahkan mereka sampai bersedia mengundurkan diri dari tempat kerja masing-masing jika tidak diijinkan mengajukan cuti panjang.
Fasilitas di Pandora harus diperkuat lagi. Baik dari sisi kelengkapan laboratorium maupun dari segi keamanan. Musuh terbesar mereka saat ini bukan perusahaan farmasi yang punya keinginan kuat mencuri demi keuntungan finansial mereka, tapi Organisasi yang sangat misterius dan tidak diketahui siapa-siapa di belakangnya.
Apa yang ada di lamunan Akiko berbeda lagi. Dia sedang memikirkan Andalas. Lelaki yang sangat bisa diandalkan itu sedang berjuang sendirian melawan raksasa berbahaya yang mengerikan. Sampai umur 35 tahun ini Akiko belum pernah tertarik dengan laki-laki. Atau kalau orang bilang istilahnya adalah jatuh cinta. Dia tidak yakin apakah dia jatuh cinta kepada Andalas. Tapi saat ini dia jelas sedang mengkhawatirkannya.
Tentu dia akan sangat senang menemani Andalas membongkar jejak Organisasi. Tapi Cecilia tidak mungkin ditinggalkan sendirian. Dokter dari Inggris itu adalah kunci dari misi mencegah anihilasi penduduk bumi. Akiko sangat menyukai Cecilia. Dia tidak akan meninggalkannya hanya demi cinta yang baginya masih berupa kata-kata.
Bersama Andalas yang sedingin es membuat Akiko serasa berada pada masa kecilnya dulu. Dia sangat menyukai suasana seperti itu. Bekerja tanpa harus banyak bicara. Dan pasti akan banyak sekali petualangan yang memompa adrenalin hingga puncaknya jika bersama dengan Andalas. Satu hal lagi yang membuat Akiko menghormati pembunuh seperti Andalas. Dia selalu melihat apakah seseorang layak dibunuh atau tidak. Termasuk juga selalu menghindari korban sampingan dari orang-orang yang tidak bersalah.
Akiko yakin Andalas sekarang pasti sudah berada di satu tempat yang menjanjikan kekerasan, petulangan, dan kematian. Setelah Hongkong kemana lagi dia pergi? Haruskah aku menanyakan lewat X-One? Akiko memutuskan tidak. Dia anak Hitoshi Nakamura. Yakuza paling ditakuti di Jepang. Untuk apa dia merendahkan diri menanyakan kabar seorang pembunuh tak punya nama?
Tidak terasa, perjalanan mereka sampai juga di kota. Cecilia dan Akiko minta diturunkan di sebuah hotel kecil di pinggiran kota. Sedangkan Profesor Lian Yang dan Willy Booth melanjutkan perjalanan menuju MIT.
Begitu sampai di kamar, Cecilia langsung membuka X-One untuk melaporkan semua kepada Dokter Adli Aslan dan Profesor Sato. Mereka sengaja tidak membuka X-One saat masih bersama Profesor Lian dan Willy. Bagaimanapun juga mereka baru saja terlibat. Perlu waktu untuk mempercayai mereka sepenuhnya.
Dokter, Prof, saya ceritakan secara ringkas saja hasil pembacaan chip Pandora. Selengkapnya akan saya kirimkan setelah ini.
1. Object X ternyata adalah obyek percobaan makhluk luar angkasa.
2. Tujuannya baik untuk meningkatkan imunitas manusia yang levelnya sangat rendah. 2 dari 10 level.
3. Percobaan gagal. Object X dan virus MS yang ada dalam tubuhnya diisolasi dalam lapisan es Kutub Utara melalui proses Cryogenik.
4. Virus MS adalah salah satu virus terkuat yang ada di bumi. Obatnya bisa diekstraksi dari object X yang telah dipapar radiasi sinar kosmik dan gamma.
Prof. Sato; Aku sudah sedikit menduganya. Object X ditemukan oleh Hantaa 01 di pecahan es yang merupakan bagian dari lapisan kedua. Karena pemanasan global, sebagian lapisan itu mencair dan patah.
Dokter Adli; Astaga! Kita berada pada situasi ambang kepunahan ras manusia!
Langkah kita selanjutnya. Saya dan Akiko akan mencari tambahan orang-orang ahli agar bisa melakukan poin 4. Kami berhasil merekrut Profesor Lian Yang, ahli Fisika Bintang dari MIT, dan Doktor Willy Booth, seorang ahli linguistik semesta dari NASA. Siapkan penjemputan bagi mereka besok pagi. Antar mereka ke Pandora. Saya berharap Profesor Sato bisa mengkondisikan fasilitas di Pandora untuk mendukung crash program ini. Dokter Adli mohon support dana dan administrasi.
Dokter Adli; Aku akan selalu mendukung kalian Cecilia. Tim MS-BA-30 adalah elemen super penting untuk menanggulangi situasi berbahaya ini. Oke. Aku akan membantu kalian sepenuhnya.
Prof. Sato; You are the boss Cecilia. Tentu dengan senang hati aku akan mempersiapkan semuanya. Kau membutuhkan tambahan berapa orang lagi selain 2 yang telah kau sebutkan tadi?
Mereka berdua tidak tahu MS-BA-30. Keep it that way. Profesor Lian Yang dan Willy Booth akan berada di Pandora sebagai bagian dari tim ilmuwan Profesor Sato. Setelah sempat berdiskusi dengan Profesor Lian tadi, orang-orang yang kita butuhkan adalah ahli Fisika Kuantum dan Kimia Karbon. Jika Profesor Sato dan Dokter Adli punya rekomendasi, kami yang akan bergerak merekrutnya.
Dokter Adli; Pergilah ke Spanyol. Aku punya kenalan seorang Profesor yang punya keahlian Fisika Kuantum. Namanya Profesor Raul Hernandez. Dia tinggal di Barcelona.
Prof. Sato; Aku juga punya calon yang tepat untuk ahli Kimia Karbon. Temui Profesor Mbutu di Swedia. Tepatnya di kota Stockholm. Dia sudah pensiun dari MIT dan menghabiskan masa tua di sana.
Kami, saya dan Akiko akan menemui kedua Profesor itu. Oh ya, Andalas sudah menghubungi saya tadi. Dia sekarang ada di Dublin memburu Sang Eksekutor. Dia hanya sempat bercerita sedikit. Organisasi sangat serius memburu kita agar misi ini gagal. Saya punya firasat kuat mereka memang menginginkan terjadinya pandemi.
Komunikasi selesai. Cecilia menceritakan semua kepada Akiko yang baru datang dari supermarket membeli barang-barang keperluan mereka. Cecilia terbelalak melihat betapa banyaknya belanjaan Akiko. Perempuan Yakuza ini ternyata hobi shopping!
Sambil tersenyum geli Cecilia berkata.
”Untuk apa kau belanja barang sebanyak ini Akiko?”
Akiko terkekeh,”bukankah kita akan banyak menghabiskan waktu di sini mencari informasi Cecil? Jadi aku pikir kita perlu….”
Cecilia memotong masih dengan senyum geli di wajahnya.
”Semua ini tidak perlu. Sore ini juga kita terbang ke Barcelona.”
Akiko kembali terkekeh. Namun dalam hatinya tadi dia sangat berharap Cecilia menyebut Dublin. Bukan Barcelona.
Bogor, 19 April 2020
* * * *********
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H