Lengan Andalas terserempet pisau tapi juga dia juga berhasil menghantam leher si wanita dengan sisi tangan kirinya. Begitu wanita jet set itu terjatuh, lelaki gondrong yang sudah berdiri kembali itu menyarangkan serangan bertubi-tubi terhadap Andalas dengan menggunakan sebuah pisau pendek yang tajam di dua sisi.
Kali ini Akiko yang balas membantu. Dengan Kaiken di tangan, dokter muda itu menebas pergelangan tangan si lelaki gondrong yang putus seketika. Darah mengucur deras membasahi lantai bandara. Kembali jeritan ngeri terdengar di mana-mana.
Andalas sekarang bertarung melawan wanita jet set yang sangat tangguh itu. Jual beli pukulan terjadi berkali-kali. Diakhiri dengan terjungkalnya si wanita jet set ke lantai dengan leher patah. Sedangkan Andalas terkapar dengan mulut dan hidung berdarah.
Semenjak perkelahian itu terjadi, Cecilia hanya bisa berjongkok dengan ngeri. Akiko dan Andalas benar-benar mempertaruhkan nyawa melawan orang-orang berbahaya itu.
Setelah kerusuhan itu berakhir, Cecilia segera menghampiri Akiko yang terhuyung-huyung sambil memegangi perutnya sekaligus menarik Andalas yang terluka untuk pergi dari tempat itu. Cecilia merasa urusan akan sangat runyam begitu petugas keamanan berdatangan.
Benar saja. Saat Cecilia berhasil menyelinap di antara serombongan besar orang yang sedang menuju boarding gate, terdengar teriakan menyuruh mereka berhenti. Belasan petugas keamanan terpencar. Sebagian mengamankan lokasi kejadian dan meminta keterangan dari para saksi mata. Sedangkan sisanya mencoba melakukan pengejaran terhadap Cecilia dan kedua rekannya.
Peristiwa itu memang terjadi dengan begitu cepat. Situasi chaos membuat orang-orang sangat panik sehingga terlambat melapor kepada petugas keamanan bandara.
Para petugas yang melakukan pengejaran kebingungan karena rombongan besar wisatawan yang juga sedang tergesa-gesa itu menghambat mereka. Sementara Cecilia sudah menaiki eskalator bersama Akiko yang sudah berkurang rasa sakit pada perutnya dan Andalas yang juga sudah pulih meski dari hidungnya masih mengucur darah segar. Andalas mencoba menutupinya dengan memasukkan dalam-dalam ke kepalanya sebuah topi yang sempat disambarnya saat melarikan diri tadi di etalase sebuah counter fashion bandara.
Ketiga orang ini berhasil keluar dari bandara dan menaiki taksi pertama yang berhenti di depan mereka. Cecilia berpikir sejenak lalu menyebut bandara Gatwick kepada sopir taksi yang menjalankan taksinya dengan pelan menunggu disebutnya sebuah tujuan.
Sepanjang jalan, Cecilia sadar bahwa mereka bukan superhero yang gampang saja mengatasi segala macam kesulitan. Misi mereka dihadang dengan banyak rintangan yang bertubi-tubi datang.
Tapi setidaknya Akiko dan Andalas terlihat sudah mulai pulih kembali. Cecilia menoleh ke arah Andalas yang duduk di depan dan sedang berkata kepadanya.