Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 13

19 April 2020   06:57 Diperbarui: 19 April 2020   07:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi dia sempat mengirimkan hasil fotonya ke Ivan secara untung-untungan. Siapa tahu Ivan punya teman yang bisa membantu mengidentifikasi. Dan Cecilia menerima jawaban mengejutkan dari Ivan baru saja.

2 orang di antara penyergap Fabumi berhasil diidentifikasi sebagai agen lapangan Dinas Rahasia Perancis, DGSE. Gila! Dinas Rahasia sudah mulai terlibat di sini!

Cecilia sengaja tidak mau menginformasikan catatannya tentang kejadian di camp Congo Basin kepada Ivan. Di zaman sekarang bisa saja informasinya disadap lewat satu dan lain cara. Kejadian dengan Marc membuat Cecilia lebih berhati-hati. Tim penyergap Marc bisa tahu di mana lokasinya karena dia dengan gampang menshare lokasinya di mana.

Malam itu Cecilia berhasil mendarat Brazzaville dan menaiki penerbangan lanjutan menuju Johannesburg. Dia sudah memegang tiket Aeroflot ke Moskow dan akan transit di London. Mungkin dia bisa say hi kepada ibunya yang tinggal di London barang sebentar.

Perjalananannya berjalan dengan lancar. Termasuk tidak kesulitan untuk boarding ke pesawat yang akan menuju Moscow keesokan paginya. Hanya satu hal yang mengganggu pikiran Cecilia. Ivan mengiriminya pesan agar tidak mampir kemana-mana saat transit di London.

Fabumi merasakan sedikit sesak nafas karena sepanjang jalan kepalanya ditutup. Setelah melakukan perjalanan darat selama mungkin 5 jam akhirnya mereka memasuki gerbang sebuah rumah besar di pinggiran kota. Mereka hanya berhenti sebentar untuk mengisi BBM dan membeli makanan. Hanya ketika makanlah tudung kepala Fabumi dicopot dan para penculiknya berbalik menggunakannya.

Fabumi bukan orang bodoh. Dia bisa menduga kenapa diculik. Ini pasti ada hubungannya dengan pernyataan Dokter Cecilia yang sempat mengatakan bahwa dia adalah penyintas penyakit mengerikan. Dia imun dan dia adalah harta karun bagi perusahaan farmasi. Dia akan mencari cara untuk melarikan diri. Dia yakin tidak akan dibunuh dalam waktu dekat. Pasti ada kesempatan untuk menyelamatkan diri, sekecil apapun itu.

Mobil van itu masuk ke dalam garasi. Fabumi digiring masuk masih dalam keadaan terikat dan ditutup kepalanya. Fabumi hanya merasakan hawa yang sangat dingin menyambutnya di ruangan yang diduganya berukuran besar dan tinggi.

Fabumi tidak tahu bahwa dia sedang berada di rumah seorang pengusaha kaya raya Perancis di pinggiran Brazzaville. Seorang pengusaha yang banyak menanamkan modal di Kongo namun juga sekaligus sebagai agen senior DGSE. Tidak seorangpun tahu bahwa yang terjadi adalah sebaliknya. Pengusaha itu adalah agen senior DGSE yang kemudian dimodali dan dibiayai oleh Neogen Pharmachyst untuk berusaha di Kongo sebagai instrumen sempurna penyamaran operasi agen-agen rahasianya.

Karena itulah NP disebut sebagai negara di dalam negara karena mampu menyusup jauh ke badan rahasia sekelas DGSE. Oleh sebab itu pulalah Pierre bisa memberdayakan DGSE untuk kepentingan NP. Rumit tapi hal seperti ini banyak terjadi di negara-negara besar yang juga mempunyai banyak kepentingan yang harus dibela dan dipertahankan.

Fabumi tidak lagi diperlakukan secara kasar. Kali ini dia disediakan sebuah kamar besar yang mewah. Lengkap dengan kamar mandi dan mempunyai fasilitas hotel bintang 5. Hanya minus alat komunikasi maupun jaringan internet. Sebuah penjara dalam skala mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun