Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum - Bab 7

14 April 2020   09:26 Diperbarui: 14 April 2020   09:35 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka tadi buru-buru turun ke klinik setelah berunding bertiga di kabin Kapten Shinji bagaimana cara mengelola situasi yang mengkhawatirkan ini. Namun mendadak Dokter Akiko teringat pada kegelisahan Asuka saat bertanya jawab dengannya. Dia juga sempat melihat masker robek Asuka di bagian pipi dan berusaha disembunyikannya.

Benar saja. Dokter Akiko membalik wajah biru Asuka yang berada dalam posisi miring. Terdapat luka goresan di pipinya. Hanya kecil saja. Seperti bekas garukan. Tapi Dokter Akiko sekarang berani memastikan.

"Kapten, ini positif penularan virus. Masuknya melalui darah. Hati-hati jangan sampai awak kapal terluka!"Dokter Akiko menjelaskan sambil terengah-engah.

"Sudah bisa dipastikan virus ini tidak airborne dan tidak menular lewat udara. Hanya saja masa inkubasi virus ini sangat cepat. Hanya dalam hitungan jam saja. Pisahkan orang-orang mulai sekarang. Inventarisasi siapa saja yang mempunyai luka terbuka. Isolasi mereka di kamarnya!" Tatapan meyakinkan Dokter Akiko membuat Kapten Shinji tidak ragu-ragu lagi mengambil keputusan. Dia memberi isyarat kepada Yoshido untuk mengeksekusi. Yoshido membungkukkan tubuh dan bergegas pergi.

"Dokter, menurutmu darimana asal muasal virus ini?"Kapten Shinji bertanya sambil menyorongkan dagu ke arah Obejct X.

"Sepertinya iya. Tapi itu memerlukan penelitian yang akurat Kapten. Kapan kira-kira kita bisa dievakuasi dari sini?"

"Hantaa 05 sedang berlayar menuju kesini. Dalam tempo beberapa jam lagi kita akan berjumpa dengan mereka."

Dokter Akiko mengangguk lega.

Kelegaan yang tidak berlangsung lama. Karena saat itu juga alarm bahaya berbunyi kencang dibarengi dengan kapal yang mulai berguncang. Kapten Shinji memucat raut mukanya. Astaga! Badai!

Anomali cuaca lautan Arctic kembali berbicara. Cuaca yang tadinya nampak begitu cerah secepat itu pula berubah. Hantaa 01 seperti perahu kertas yang hanyut memasuki jeram. Terombang-ambing tak berdaya. Seandainya mesin kapal masih berfungsi, badai seperti ini akan dengan mudah dilalui oleh Hantaa 01. Kapten Shinji sungguh-sungguh cemas sekarang. Satu-satunya jalan sekarang hanya berharap pada keberuntungan dan banyak-banyak berdoa.

Kapal pemburu paus itu terus dipermainkan gelombang laut. Pada satu kesempatan nyaris saja terguling jika saja tidak ada gelombang balik dari arah yang berlawanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun