Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bunga-bunga Gerimis

22 Februari 2020   05:59 Diperbarui: 22 Februari 2020   05:52 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sedang duduk di beranda
ketika hujan mengetuk pintu
mengabarkan bahwa kejora
akan datang bertamu
tepat pada dinihari pukul satu

Aku memang
tidak mencari rembulan
mataku sedang dipenuhi bintang
sekaligus menerka-nerka
di mana letak aroma cemara
ketika kamboja meluruhkan semua bunganya

Gerimis jatuh
dan udara dingin
di pagi yang berangin
adalah persembahan paling tepat
bagi siapapun yang punya rindu
tapi lupa mengenakan sepatu
dan hanya berdiam diri
tanpa berusaha berlari

Bunga berwarna ungu
mekar di samping mawar
yang kemarin kehabisan nektar
diminta sekawanan lebah
dan sekumpulan kupu-kupu
untuk memaniskan udara
yang seringkali lebih terasa pahit
dibanding perasan buah maja

Bogor, 22 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun