Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Stasiun Kereta Kita Bisa Berbincang tentang Apa Saja

13 Februari 2020   04:57 Diperbarui: 13 Februari 2020   04:54 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Di sudut kota yang mana, aku bisa menemuimu, lalu kita bisa berbincang tentang stasiun kereta, hujan yang hampir reda, kabut yang turun di antara menara, dan hangatnya hati yang tak kasat mata.

Kita bisa duduk di peron sembari memberikan tatapan menyenangkan bagi orang-orang yang hendak pulang. Stasiun kereta ini sesungguhnya lebih berfungsi sebagai museum kenangan dibanding stasiun keberangkatan. Banyak memori tertinggal dibalik airmata yang tanggal. Mungkin saja itu cinta, perpisahan, atau bahkan rencana-rencana yang saling dipertemukan.

Sambil menunggu hujan yang hampir reda, kita bisa membaca buku-buku para empu yang dulu pernah menulis sejarah negeri ini. Kau boleh membaca bab-bab yang bercerita tentang madakaripura, sedangkan aku memilih menghabiskan paragraf-paragraf yang berkisah tentang kejayaan, keruntuhan, dan rasa merdeka.

Kabut yang sepintas kulihat membayang di bola matamu, ternyata kini sedang mencoba turun di antara menara-menara di langkan kota. Aku bilang itu barangkali adalah airmata paling kesepian yang pernah aku saksikan. Tapi kau menyanggah dengan menunjukkan keramaian pada tatap mata orang-orang yang sepagi ini telah berlalu lalang menjemput pertemuan.

Aku kira, kita sebaiknya segera memilih di gerbong mana kita melanjutkan cerita. Sebelum rasa dingin ini terus saja mengalirkan embun di bangku-bangku besi, juga sebelum matahari berubah menjadi artefak mati, aku masih punya persediaan hangatnya hati yang tak kasat mata. Sebuah kepastian untukmu bahwa yang tak nampak itu belum tentu tak ada.

Jakarta, 13 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun