Negeri ini,
lahir dari rahim matahari
dibesarkan oleh matahari
dewasa di sekeliling api
pada jari-jarinya melingkar cincin api
dari matanya terpancar panas debu vulkanis
dari tatapannya tergambar dahsyat sesar tektonis
dari senyumannya jelas nampak ketulusan yang romantis
Negeri ini,
ditanam di sekitar kepundan
disirami asin garam lautan
tumbuh di antara pembuluh hutan
mekar dan berbunga, di sela reruntuhan hujan
buahnya kering karena kemarau
dihangatkan lagi di surau-surau
untuk sarapan pagi sekeluarga
sampai kemudian senja tiba
dan selalu membawa romansa
Negeri ini,
tak pernah tertidur saat fajar
pun juga tidak terjaga ketika sandyakala memudar
negeri ini memelihara potongan demi potongan
rembulan dan barisan pegunungan
yang disimpan di halaman belakang
sedangkan di halaman depan
negeri ini banyak menumbuhkan rumput dan bunga
untuk menggembala rasa
sekaligus menguarkan aroma
cinta dan segala atributnya
Aku terlahir di sini,
karena itu aku menyimpan matahari
di kedalaman hati
juga menyampankan lautan api
di ujung lathi
ketika negeri ini
dianggap surga yang tersembunyi
namun banyak neraka yang dibawa ke sini
Jakarta, 9 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H