Begitu terperangkap dalam jaring berteknologi tinggi itu, Pasukan Kematian yang semula berusaha meronta dan memutuskan jaring, seketika tak berdaya karena obat bius langsung bekerja.
Hanya tersisa beberapa anggota Pasukan Kematian saja yang masih bertahan dan terus membunuhi pasukan Fallen Genetic. Pertempuran terus berlanjut dengan sengit. Apalagi saat perahu-perahu berikutnya mendarat dan memuntahkan lebih banyak lagi pasukan.
-----
Kapten Dev menyaksikan semua dengan mata terbelalak tak percaya. Mengapa tidak ada peringatan dini dari sistem deteksi markas yang berteknologi radar dan satelit canggih milik Bio Research? Pasukan Fallen Genetic yang datang berjumlah besar dengan menggunakan kapal dan perahu dalam jumlah tidak sedikit, seharusnya radar atau satelit bisa menangkap kehadiran mereka jauh sebelum tiba di Mother Isle.
Kapten Dev masih menggeleng-gelengkan kepala sembari menoleh ke arah Sandra untuk memberi perintah mundur. Ini tak bisa dihentikan. Gelombang serangan datang bertubi-tubi dan Pasukan Kematian banyak yang terperangkap dan tertangkap. Kapten Dev meraih tuas untuk menurunkan menara kontrol kembali ke bawah permukaan. Setidaknya di bawah lebih aman dan tersedia rute pelarian.
Namun tangannya tertahan oleh lengan halus namun dingin seperti es. Lengan Bidadari Kematian menahannya menggerakkan tuas. Memandangnya dengan tatapan mengancam. Kapten Dev terperanjat. Dia mencari-cari para pengawal. Hanya untuk menyaksikan mereka telah bergeletakan mati di sudut-sudut ruangan. Matanya bertemu dengan mata Cindy. Berharap ada pertolongan namun kemudian teringat bahwa 2 gadis mematikan ini dikuasai oleh Sandra. Sandra!
Kapten Dev melihat Sandra tidak mempedulikannya. Wanita itu sibuk mengetikkan beberapa perintah di tombol keyboard. Langsung saja pertempuran di bawah berhenti seketika. Sandra membekukan perintah tempur kepada Pasukan Kematian yang tersisa. Mereka terdiam di tempat. Tak melakukan apa-apa. Pasukan Fallen Genetic bersorak sorai tanda kemenangan. Bisa saja mereka menghabisi semua Pasukan Kematian yang belum tertangkap. Tapi itu tidak mereka lakukan.
Mengherankan! Kapten Dev perlahan menemukan sebuah pemahaman menyakitkan. Ini semua ulah Sandra!
Dalam waktu hanya sepersekian detik, Kapten Dev melihat peluang. Menggulingkan tubuhnya sambil meraih sebuah tombol di pintu keluar emergency.
Bidadari Kematian hanya terdiam. Tidak tahu harus melakukan apa karena Sandra belum memberikan perintah apa-apa. Bisa saja dia tadi membunuh sang kapten, tapi tadi Sandra hanya memerintahkannya berjaga-jaga agar sang kapten tidak menganggu Sandra.
Tubuh Kapten Dev terbanting dari ketinggian. Menimpa permukaan pulau yang keras. Merasakan satu bagian lengannya patah dan pahanya robek terkena sisi tajam pintu.