Orang-orang pernah mengatakan
kau hanya butuh satu cinta
untuk menganggap dirimu ada
di dunia, yang saat ini
begitu gemar memproduksi kepahitan
sebagai judul iklan
Kau hanya perlu satu cinta
untuk menembus kabut
dari jalanan yang dipenuhi lumut
di dunia, yang sekarang
terlalu bahagia hanya dengan mendengar
berita-berita di layar televisi
bahwa kesedihan telah lama mati
Kau bisa mendapatkan satu cinta
pada satu malam yang sepi
dengan berjalan di pinggiran kota
lalu menyaksikan gerbong-gerbong kereta
melintasi sawah-sawah
pematang dan galian
dan kau menemukan harapan
berada pada
lokomotif paling depan
Kau bisa saja menyusuri
jejak-jejak hujan, sore tadi
lantas menemukan cinta, di perempatan sepi
ketika sorot lampu redup
menjatuhi sudut trotoar yang gugup
karena masih saja ada pejalan
yang tersaruk-saruk pulang
tanpa pernah memperhatikan
lubang-lubang kenangan
yang disamarkan genangan
Hanya butuh satu cinta
untuk membuat rangkaian narasi
menjadi seorang permaisuri,
dari kata-kata, yang menjadi maharaja
di sebuah kerajaan
yang wilayahnya meliputi
sepotong hati dan beberapa bait puisi
Jakarta, 8 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H