Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Butuh Satu Cinta

8 Februari 2020   01:35 Diperbarui: 8 Februari 2020   01:33 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-orang pernah mengatakan
kau hanya butuh satu cinta
untuk menganggap dirimu ada
di dunia, yang saat ini
begitu gemar memproduksi kepahitan
sebagai judul iklan

Kau hanya perlu satu cinta
untuk menembus kabut
dari jalanan yang dipenuhi lumut
di dunia, yang sekarang
terlalu bahagia hanya dengan mendengar
berita-berita di layar televisi
bahwa kesedihan telah lama mati

Kau bisa mendapatkan satu cinta
pada satu malam yang sepi
dengan berjalan di pinggiran kota
lalu menyaksikan gerbong-gerbong kereta
melintasi sawah-sawah
pematang dan galian
dan kau menemukan harapan
berada pada
lokomotif paling depan

Kau bisa saja menyusuri
jejak-jejak hujan, sore tadi
lantas menemukan cinta, di perempatan sepi
ketika sorot lampu redup
menjatuhi sudut trotoar yang gugup
karena masih saja ada pejalan
yang tersaruk-saruk pulang
tanpa pernah memperhatikan
lubang-lubang kenangan
yang disamarkan genangan

Hanya butuh satu cinta
untuk membuat rangkaian narasi
menjadi seorang permaisuri,
dari kata-kata, yang menjadi maharaja
di sebuah kerajaan
yang wilayahnya meliputi
sepotong hati dan beberapa bait puisi

Jakarta, 8 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun