Mengkhayal bagi manusia sangatlah manusiawi. Sesuatu bernilai tinggi yang berharga sangat murah. Kebanyakan gratis malah. Khayalan adalah produk tenunan otak yang terus menerus bekerja menghasilkan lembar demi lembar peristiwa. Nyata maupun maya.
Otak manusia menjadi semacam keran yang sanggup mengucurkan khayalan tak putus-putus. Sebuah bahan baku tulisan bagi seorang penulis fiksi yang melimpah ruah, sebuah inspirasi yang mengalir tiada henti bagi seorang peneliti, sebuah kekuatan tak tertandingi bagi seorang penemu.
Sinopsis otak terbagi dua. Wilayah yang terpetakan dan tidak. Wilayah yang pertama berisi rencana dan realita, sedangkan wilayah kedua adalah ruang kecil yang memproduksi hologram dari bayangan. Bayangkan, sebuah hologram saja sudah membingungkan untuk dicari bentuknya seperti apa. Apalagi ini yang dicari bentuknya adalah bayangan. Rumit.
Itulah yang disebut ruang imajinasi. Sebuah dimensi khusus bagi kita untuk mereka-reka. Kekuasaan tak terbatas yang tidak dibatasi oleh norma dan aturan. Asalkan jangan sampai kekuasaan tersebut coba diterjemahkan dalam bentuk kejadian nyata yang merugikan orang lain.
Sebuah karya fiksi pada umumnya terbentuk dari dimensi ini. Orang menyeret semua atau sebagian khayalan dalam bentuk tulisan. Menjadi puisi, cerpen, atau novel. Memang terkadang karya fiksi yang ada bersumber dari pengalaman yang sudah ada, kisah yang telah terjadi, atau hikayat yang sudah seringkali diceritakan.
Akan tetapi tetap saja, dimensi khayal mendominasi di sini. Apabila dibuat sebuah urutan mengenai seberapa besar pengaruh khayal terhadap sebuah karya fiksi, maka urutannya dari yang terbesar hingga terkecil adalah;
1. Puisi
Nyaris 100% karya tulis puisi adalah produk khayal yang dimanifestasikan dalam bentuk tulisan. Bagaimana seorang penulis bergaya bahasa untuk menyamarkan maksud, seperti apa seorang penulis menyusun bait demi bait menggunakan kata-kata tersembunyi dan menjadi serangkaian arti, lalu mengapa dia memilih untuk mencari dan memakai kata-kata yang umumnya tidak biasa, semua berbasis pada khayalan di kepalanya.
Puisi menjadi sedemikian berwarna karena ruang khayalan antara seorang penulis dan penulis lainnya sangat beragam. Ada yang begitu luas sehingga seringkali muncul kata-kata sureal dan bagi orang kebanyakan tidak masuk akal, ada pula yang sangat sempit sampai akhirnya melahirkan sebuah puisi yang nyaris denotatif.
2. Cerpen
Kekuasaan khayal di dunia cerpen sangat variatif. Menurut saya rentangnya barangkali 50-75% nya adalah keluaran dari wilayah imajinasi. Sisanya adalah ingatan atau kenyataan.