Tak ada yang menyuruhmu menjadi hujan
kau terlalu mudah kedinginan
saat terkena sedikit guncangan
dari turbulensi ringan masa silam
Mungkin sebaiknya kau menjadi sehelai kertas
sehingga mudah ditulis
oleh bait-bait yang tidak gampang menyerah
dari puisi-puisi yang membunuh dirinya sendiri
tidak dengan cara harakiri
namun mencegah diri untuk tak jatuh hati
kepada apa yang kau sebut sebagai katastrofi
ketika jam menunjukkan dinihari pukul dua
tapi kau malah mengunyah pekatnya insomnia
Jika kau ingin bermetamorfosa
namun enggan menjadi kupu-kupu
alangkah baiknya kau menyaksikan
betapa rumitnya menjadi waktu
yang harus terus berjalan
meski pendulumnya ditikam kelelahan
dan angka-angka yang mesti ditujunya
menolak untuk jatuh cinta
Maka jadilah saja gerimis!
di penghujung kemarau
kau akan serasa di tepi danau
ketika matahari tergelincir
di wajah perbukitan
saat memenuhi panggilan takdir
menemui raut muka malam
dengan senyumnya yang hitam
Bogor, 25 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H