Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | 90 Derajat

20 Januari 2020   21:58 Diperbarui: 20 Januari 2020   22:02 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Adalah letak matahari ketika kau menyembunyikan kepala
dari terik yang menggantang hati
lalu kau mencari tempat persembunyian hujan
meminta dengan sangat agar kau disirami gerimis
untuk meredakan setengah tangis,
setengahnya lagi kau simpan
sebagai benih airmata
bila kelak menjumpai duka

90 derajat tengah malam
adalah saat kau merutuk kegelapan
yang menimbulkan rasa nyeri
pada mata yang separuh terbuka
mencari-cari posisi rasi
di mana kau dilahirkan,
kau ingin bertanya tentang ramalan
di mana takdirmu diletakkan

90 derajat adalah koordinat
ketika kau menyisir tepi lautan
berharap menemukan pesisir
tempat membangun istana pasir
bersama harapan, cita-cita, dan cinta,
yang baik-baik saja

Pada suatu ketika 90 derajatmu terbelah
oleh rasa gelisah
tentang kemungkinan rindu
yang disembunyikan batu-batu
maka kau akan kehilangan rasa cemas
karena rindu itu
seringkali melewati tapal batas
lalu membunuhmu
dalam hidup yang paling beku

Pontianak, 20 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun