Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Titik, Koma, dan Apa Saja di Antaranya

19 Januari 2020   05:17 Diperbarui: 19 Januari 2020   05:35 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang dingin
udara seperti mampat di atas atap
berhenti di sana
menyaksikan lalu lalang kesunyian
tanpa membawa sedikitpun percakapan

Diam,
masih menunggu matahari
menghangatkan kata-kata
sebelum menyinggahi laring suara
dan berhasil menyusun tanda baca

Koma,
adalah yang pertama dilahirkan
oleh pagi
karena semua memang baru bermula
dari rahim perjalanan panjang

Titik,
belum sampai pada waktunya
masih menjadi rahasia
di dalam kotak pandora
yang hanya diketahui Tuhannya

Mungkin,
berada di antara semua kepastian
terselip di tengah keyakinan
dan hanya akan berubah
saat takdir menunjukkan wajah

Semua ada di buku-buku
yang sudah dituliskan, dan telah diterbitkan
namun tidak diedarkan
karena membacanya,
hanya bisa dilakukan oleh rasa percaya

Bogor, 19 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun