Aku memilih menjadi sungai
yang menghanyutkan seisi ngarai
daripada kehabisan adrenalin
lalu menggadaikan ingin
pada angin yang lewat
mencari-cari alamat
orang yang berencana tersesat
Aku memilih menjadi lautan
yang gelombangnya menyapu pesisir
daripada kehabisan pikir
bagaimana cara terbaik menjerat purnama
jatuh ke pangkuan
lalu bercinta dengannya
hingga pagi menyeruak tiba
Aku memilih menjadi kawah yang menganga
daripada kehabisan kata-kata
lalu terdiam
di tengah hingar-bingar perbincangan
antara api dan matahari
siapa yang lebih dulu mati
ketika sunyi melakukan harakiri
Aku memilih menjadi awan
yang bergulung-gulung memaku kekosongan
di langit yang meliput semua kengerian
dalam berita-berita tentang perang
dan keharuan yang sampai pada puncaknya
ketika orang-orang di dunia
semua punya rencana jatuh cinta
namun kehabisan ruang di hatinya
Bogor, 12 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H