Aku ingin bersua
dengan diriku sendiri
yang dulu duduk di ujung perahu
mengarungi gelombang kegaguan
daripada bercermin sekarang
dan melihat seorang lelaki
yang ramai dengan percakapan
namun nyaris selalu
gagap dilahap kata-kata
Aku ingin bertemu
dengan dirimu yang dahulu
di sebuah pantai yang gugup
oleh kedatangan kabut
ketika angin sore bahkan
tak punya tenaga untuk melawan
kehadiran malam
yang mengajak berbincang
tentang labirin dan kerumitannya
untuk beranjak pulang
Aku berhasrat menjumpai
sandyakala yang diamuk birahi
saat sepotong rembulan
direncanakan menjadi purnama
pada dinihari nanti
sehingga aku bisa terpekur
mengukur kembali panjang jalan
menuju arah kematian
Tapi aku masih di sini
dipanggang sunyi yang berduri
setajam kesakitan
dari peristiwa patah hati
persis seperti
ketika seorang samurai
kehilangan majikan
menjadi ronin
yang kehabisan Tuhan
Bogor, 12 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H